Secara umum manfaat asuransi kesehatan memberikan perlindungan terhadap berbagai risiko kesehatan, mulai dari rawat inap, rawat jalan, hingga pemeriksaan laboratorium. Namun, tidak semua perusahaan asuransi menjamin pengobatan segala penyakit.
Menurut perencana keuangan Rakhmi Permatasari, ada beberapa penyakit kritis yang tidak masuk dalam daftar tanggungan asuransi kesehatan tertentu. Misalnya saja penyakit jantung. Untuk itu perlu dipertimbangkan adanya asuransi tambahan untuk meng-cover penyakit tersebut (kontan.co.id, 23 Desember 2011).
Asuransi tambahan seperti yang disebutkan Rakhmi memang sangat penting. Pasalnya, terkadang asuransi kita yang didapat dari kantor atau perusahaan tidak mencakup semua penyakit. Penyakit lain yang biasanya juga tidak ditanggung adalah perawatan untuk gigi. Untuk itu, Anda harus menambahkan perluasan jika memang ingin dilindungi dengan asuransi gigi.
Sementara itu, perencana keuangan Joannes Widjajanto berpendapat, setidaknya ada dua alasan dasar mengapa seseorang perlu memiliki polis asuransi penyakit kritis.
Pertama, biasanya penanganan penyakit kritis butuh biaya yang cukup besar sehingga coverage asuransi kesehatan tidak mencukupi.
Kedua, saat seseorang mengidap penyakit kritis, umumnya kinerjanya menjadi menurun. Kondisi ini memerlukan persiapan khusus apabila sewaktu-waktu asuransi kesehatan dari perusahaan tidak lagi meng-cover biaya pengobatan (kontan.co.id, 23 Desember 2011).
Lalu kapan waktu yang tepat seseorang memiliki polis asuransi penyakit kritis? Menurut perencana keuangan Muhamad Ichsan, semakin muda usia ketika menjadi nasabah asuransi penyakit kritis, akan semakin rendah biaya premi asuransi yang dikeluarkan. Untuk itu, jangan sampai ketika Anda terserang penyakit kritis kemudian sembuh, baru berencana membeli polis asuransi. Jika sudah begini, biasanya tidak akan ada perusahaan asuransi yang mau menerima.
Bagikan artikel ini melalui fitur jejaring sosial dan berikan komentar serta pengalaman Anda tentang manfaat asuransi kesehatan.