Apa jadinya jika Anda yang terbiasa setiap hari melewati jalan yang sama, rute yang sama, dan tujuan yang sama, tiba-tiba harus mengubah itu semua? Biasanya, pada awalnya akan merasakan canggung. Namun, seiring dengan kebiasaan baru yang terus dirutinkan, maka lama-kelamaan Anda pun akan merasa nyaman dengan perubahan tersebut.
Hal yang sama juga bisa terjadi pada perencanaan keuangan pribadi. Jika Anda sudah terbiasa menabung sisa uang di akhir bulan, tapi tiba-tiba atas anjuran perencana keuangan jadi harus mengubah menyimpan tabungan di awal bulan, pasti di saat-saat awal akan terasa kurang nyaman. Namun, seiring dengan hal baru yang dirutinkan tersebut, maka lama-lama Anda akan mulai merasa terbiasa. Apalagi, jika terbukti bahwa kebiasaan baru itu memberi dampak yang menguntungkan bagi perencanaan keuangan pribadi Anda.
Hanya saja, untuk mendisiplinkan diri mengerjakan kebiasaan baru memang sering kali butuh waktu dan proses. Karena itu, Anda bisa berkompromi terhadap rencana-rencana keuangan yang Anda buat agar bisa sesuai dengan karakter Anda. Berikut beberapa hal yang bisa Anda pertimbangkan:
1. Batas kemampuan dan kemauan dalam mengatur keuangan
Ini terkait dengan kondisi keuangan Anda. Sebab, yang mengerti persis kondisi keuangan adalah Anda sendiri. Karena itu, jika ada masukan atau nasihat seputar keuangan dari pihak luar, Anda sendiri yang bisa menentukan, sejauh mana batasan Anda bisa memenuhi anjuran tersebut. Untuk itu, menurut perencana keuangan Hari Putra, penting bagi seseorang untuk rutin melakukan financial check up. Ini merupakan pemeriksaan terhadap kondisi keuangan pribadi, apakah setiap bulan pendapatan lebih besar dari pengeluaran atau sebaliknya (Republika.co.id, 15 Maret 2015). Dengan tahu kondisi keuangan, Anda bisa menentukan bagaimana perencanaan keuangan yang lebih baik ke depan.
2. Nyaman dalam mengatur keuangan
Dalam kondisi tertentu, Anda mungkin perlu mengubah kebiasaan tertentu agar bisa mengatur keuangan secara lebih bijak. Namun, jika perubahan dilakukan secara drastis, mungkin Anda malah akan merasa kurang nyaman. Untuk itu, Anda bisa melakukan kompromi sesuai dengan tingkat kenyamanan. Misalnya, Anda hobi nonton di mal setiap akhir pekan dan habis biaya ratusan ribu sekali nonton dan makan. Untuk mengganti kebiasaan tersebut, Anda mungkin bisa mengurangi nonton di mal jadi sebulan sekali dan mengganti minggu lainnya dengan membeli film DVD untuk ditonton di rumah.
3. Memahami kebutuhan diri
Perencana keuangan Ligwina Hananto selalu mengatakan tentang pentingnya tahu tujuan keuangan yang akan dibuat itu untuk apa. Dengan tujuan finansial (keuangan) tersebut, Anda akan bisa menentukan langkah perencanaan keuangan seperti apa yang tepat. (Kompas.com, 24 April 2015). Karena itu, Anda pun harus tahu apa tujuan Anda saat akan merencanakan keuangan. Dengan mengerti betul apa tujuan tersebut, Anda akan memiliki semacam panduan. Sehingga, saat mulai tidak sesuai dengan tujuan, Anda sendiri yang bisa merasakan dan kemudian bisa segera melakukan perbaikan. Sebaliknya, saat makin dekat dengan tujuan, Anda pun akan semakin semangat untuk mewujudkan tujuan keuangan tersebut.
Sebarkan artikel ini pada relasi Anda melalui fitur jejaring sosial. Berikan juga komentar Anda pada kolom di bawah ini.