Dear Mba Prita,
Saya berusia 23 tahun memiliki target memiliki rumah sendiri di usia 26 tahun dan menikah di usia 27 tahun. Gaji saya tidak menentu tergantung banyaknya lembur kerja, paling kecil saya mendapat Rp2.500.000 per bulan. Rincian alokasi gaji saya adalah sebagai berikut:
- 15% untuk cicilan motor
- 15% untuk asuransi
- 30% untuk investasi
- 20% untuk biaya hidup
- 10% untuk orang tua dan 10% sisanya untuk dana cadangan.
Yang ingin saya tanyakan, bagaimana cara mengatur keuangan yang baik agar tujuan jangka menengah saya bisa tercapai tepat waktu? Terima kasih.
Salam,
Surya
Dear Pak Surya,
Dari pemaparan yang diberikan oleh Bapak Surya terkait kondisi keuangan serta rencana keuangan yang ingin dicapai, terlihat bahwa Bapak Surya sudah cukup paham bagaimana cara mengatur keuangan yang lebih tertata. Alokasi gaji saat ini pun sudah cukup ideal, baik untuk kebutuhan saat ini, kebutuhan yang akan datang serta alokasi dana sosial. Langkah selanjutnya adalah membuat rencana investasi untuk tujuan keuangan di masa depan.
Tujuan keuangan yang ingin dicapai oleh Bapak Surya, yaitu memiliki rumah 3 tahun lagi dan menikah setahun kemudian memang tergolong rencana keuangan jangka menengah. Untuk mencapai kedua tujuan tersebut, pertama-tama tentukan terlebih dahulu harga rumah yang ingin dibeli dan juga dana menikah yang ingin disiapkan. Proyeksikan nilai tersebut dengan memperhitungkan tingkat inflasi untuk mendapatkan nilai ketika nanti Anda merealisasikan rencana tersebut. Misal, harga rumah yang ingin dibeli saat ini adalah Rp300 juta dan tingkat kenaikan harga rumah rata-rata 10%, maka 3 tahun kemudian harganya akan menjadi Rp399,3 juta.
Setelah Anda mendapatkan nominal angka untuk pembelian rumah dan dana menikah, datalah aset yang akan digunakan untuk mencapai kedua tujuan tersebut. Mengingat jangka waktunya termasuk jangka menengah (antara 1-5 tahun), maka pilihlah instrumen investasi jangka menengah, seperti reksadana campuran ataupun logam mulia. Rata-rata imbal hasil tahunan untuk instrumen tersebut berkisar antara 10% 15%. Dengan rata-rata imbal hasil tersebut, Anda bisa menghitung potensi perkembangan dana saat nantinya akan digunakan. Apabila setelah dihitung ternyata dananya belum cukup, maka Anda harus menghitung tambahan investasi yang diperlukan dari penghasilan bulanan maupun penghasilan tahunan (THR, bonus, komisi, dll).
Setelah melalui seluruh tahapan tersebut dan dana investasi masih belum cukup, maka Anda perlu melakukan beberapa penyesuaian terhadap rencana keuangan yang dimiliki. Misal, selain membeli rumah secara tunai, Anda bisa mengambil opsi KPR sehingga Anda hanya perlu menyiapkan dana uang muka KPR. Sedangkan untuk dana menikah, Anda bisa menyiasati beberapa pengeluaran sehingga dana menikah bisa ditekan. Selain itu, Anda juga bisa memperpanjang waktu pencapaian tujuan, misalnya rencana pembelian rumah ditunda hingga usia 28 tahun sehingga Anda bisa mengambil instrumen investasi yang lebih agresif dengan potensi imbal hasil lebih tinggi.
Jangan lupa untuk mempelajari setiap instrumen investasi yang akan dipilih, termasuk risikonya. Misal untuk reksa dana, Anda bisa menemukan informasi tersebut dalam prospektus dan fund fact sheet-nya. Propektus dan fund-fact sheet adalah dokumen dari perusahaan pengelola reksa dana yang memuat informasi tentang pengelolaan reksa dana yang dijual, kebijakan investasi, data kinerja masa lampau, dan lainnya. Sedangkan untuk logam mulia, Anda bisa mempelajari tren harga emas, sertifikat keaslian, tempat pembelian, dan lain-lain. Yang tidak kalah penting adalah selalu menyesuaikan instrumen yang akan dipilih dengan profil risiko Anda sebagai investor.
Selamat berinvestasi! Live a beautiful life!
Salam hangat,
Prita Ghozie, Ahli Keuangan