Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

Saat Difteri Mewabah Lagi, Apa yang Harus Anda Lakukan?

Dalam kurun waktu tahun 2014 – 2015, kasus penyakit menular difteri kembali marak. Hal tersebut terjadi di sejumlah daerah seperti Jawa Timur, Sumatera Barat dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat., Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, difteri adalah penyakit yang diakibatkan oleh bakteri  corynebacterium diphtheria. Kuman ini sangat mudah menular dan berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Bakteri corynebacterium menyerang saluran pernapasan bagian atas (tonsil, faring dan hidung) dan kadang menyerang selaput lendir serta kulit (litbang.depkes.go.id, 15 Mei 2015).

Difteri biasanya menular kepada  anak-anak usia kurang dari 5 tahun dan orang tua di atas 60 tahun. Pada umumnya, difteri menyebabkan gejala-gejala seperti panas, sesak napas, nyeri pada tenggorokan saat menelan telan, leher bengkak (bullneck), serta adanya selaput warna putih keabu-abuan di tenggorokan yang dapat menyumbat jalan napas. Selain itu bakteri difteri dapat menghasilkan racun yang berbahaya karena dapat menyerang otot jantung, jaringan saraf dan ginjal. Penyakit difteri yang parah dapat menimbulkan komplikasi  antara lain kerusakan jantung, kerusakan sistem saraf dan obstruksi (menyumbat) jalan napas.


Penularan difteri juga relatif mudah. Kuman difteri bisa menyebar apabila kita menghirup cairan dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi. Selain itu, bisa juga dari jari-jari atau handuk yang terkontaminasi, atau dari susu yang terkontaminasi penderita.

Menurut Kementerian Kesehatan, secara umum upaya pencegahan penyakit menular difteri dilakukan dengan pemberian imunisasi DPT kepada balita berusia 2, 3 dan 4 bulan. Imunisasi ulangan dilakukan pada anak berusia 18-24 bulan, kemudian saat anak duduk di kelas 1 SD, kelas 2 SD dan kelas 3 SD. Data dari UNICEF, di Indonesia terjadi kematian bayi setiap 3 menit. Kematian tersebut disebabkan oleh penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi. Salah satunya dengan imunisasi seperti difteri dan tetanus. (kompas.com, 20 Oktober 2011)

Bila Anda mendapati lingkungan sekitar Anda ada yang terkena difteri, ada baiknya Anda segera membawa yang bersangkutan ke dokter atau ahli kesehatan agar wabah difteri tidak menyebar.

Bagikan artikel ini melalui fitur jejaring sosial dan berikan komentar atau pengalaman apabila di lingkungan sekitar Anda ada yang menderita penyakit difteri.