Hai, Dok. Saya adalah wanita berumur 24 tahun yang mengidap penyakit sinusitis dari kecil hingga sekarang belum sembuh. Kata dokter yang pernah menangani masalah penyakit saya, saya sudah terkena sinusitis maxilaris. Akhir-akhir ini saya sering mengalami gejala sakit kepala yang hebat. Apakah itu berhubungan dengan sinusitis saya Dok? Bagaimana cara penyembuhannya?
Terima Kasih,
Vivi
Dear Ibu Vivi,
Kami mengerti kekhawatiran yang Anda rasakan saat ini. Keluhan Anda adalah sinusitis maksilaris dengan keluhan nyeri sakit kepala yang hebat.
Sinusitis didefinisikan sebagai peradangan pada sinus paranasal. Sinus paranasal adalah sinus (rongga) pada tulang berada sekitar nasal (hidung). Di sekitar rongga hidung terdapat empat sinus yaitu sinus maksilaris (terletak pada pipi), sinus ethmoidalis (pada kedua mata), sinus frontalis (terletak pada dahi), dan sinus sfenoidalis (terletak pada belakang dahi).
Peradangan pada rongga sinus dapat disebabkan oleh jenis-jenis penyakit akibat proses infeksi (bakteri, virus, jamur) atau non-infeksi yang dapat memblok lubang sinus, dan akibatnya akan terjadi beberapa hal berikut ini:
- Penumpukan cairan dalam rongga sinus.
- Kurangnya oksigen.
- Penurunan aktivitas serabut silia (lendir) yang berfungsi untuk membersihkan rongga sinus, dan jika silia ini berkurang jumlahnya daerah di sinus dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan kuman.
Gejala sinusitis terbagi menjadi dua, yakni:
1. Gejala sistemik
– Demam.
– Lesu.
2. Gejala Lokal
– Ingus kental dan berbau.
– Nyeri yang dirasakan bervariasi dan tergantung jenis-jenis penyakit sinus, seperti:
- Sinusitis maksilaris, rasa nyeri terdapat pada kelopak mata.
- Sinusitis etmoidalis, rasa nyeri dirasakan pada pangkal hidung.
- Sinusitis frontalis, rasa nyeri dirasakan pada seluruh kepala.
- Sinusitis sfenoidalis, rasa nyeri dirasakan pada belakang bola mata dan mastoid (daerah tepat di belakang telinga).
Terkait dengan keluhan Anda yaitu sakit kepala yang hebat, bisa saja berkaitan dengan penyakit sinusitis yang Anda alami. Namun untuk dapat memastikan keluhan Anda, kami sarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter spesialis THT agar dapat dilakukan peninjauan fisik secara langsung.
Pada pemeriksaan fisik bisa ditemukan:
- Pembengkakan pada daerah wajah.
- Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior yaitu pemeriksaan rongga hidung dari depan dengan memakai alat yang dinamakan spekulum hidung, selaput permukaan lapisan konka (tulang yang menonjol ke dalam hidung) merah dan bengkak.
- Pada rhinoskopi posterior yaitu pemeriksaan rongga hidung dari belakang, dengan menggunakan alat yang dinamakan kaca nasofaring, terdapat lendir di nasofaring (bagian hulu kerongkongan yang berhubungan dengan hidung) dan post–nasal drip (akumulasi lendir pada belakang hidung dan tenggorokan yang menyebabkan lendir menetes ke bawah dari belakang hidung).
Pemeriksaan penunjang yang disarankan adalah sebagai berikut:
- Pemeriksaan transluminasi, yaitu pasien disinari dengan senter di ruang gelap di daerah sinus frontalis dan maksilaris. Hasil yang didapat akan terlihat pada sinus yang terinfeksi akan terlihat lebih suram dan gelap pada pencahayaan teknik khusus.
- Pemeriksaan radiologi, yaitu Waters P.A. (Sisi Posterior Anterior/ Belakang Depan) dan Lateral (sisi samping). Akan tampak penebalan selaput permukaan dengan batas garis khayalan yang terbentuk, karena beda zat cair dan udara pada sinus yang sakit.
Terapi untuk jenis-jenis penyakit sinus dapat diberikan antibiotik selama 10 sampai 14 hari, meskipun gejala klinis telah hilang. Antibiotik yang diberikan adalah golongan penisilin, amoksisilin klavulanat, dan ditambah dengan dekongestan oral. Terapi pembedahan jarang diperlukan, kecuali telah terjadi komplikasi pada organ sekitar sinus (contohnya terjadi kelainan bentuk pada daerah hidung).
Demikian informasi yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat.
Salam sehat,
dr. Dyah Novita Anggraini