Bagi penderita penyakit kritis seperti penyakit kanker atau penyakit lainnya, kadang memang tidak dianjurkan untuk berpuasa. Hanya saja, ada beberapa orang yang tetap ingin melaksanakan kewajiban tersebut. Menurut Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, dari Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, pasien yang berisiko tinggi sebaiknya melakukan cek up sebelum menjalani puasa. Jika ada masalah, maka puasa bisa dilakukan dengan menyesuaikan waktu pengobatan (cnnindonesia.com, 17 Juni 2015).
Pasien diabetes termasuk salah satu yang berisiko saat menjalankan puasa. Namun untuk pasien dengan risiko ringan masih diperbolehkan, asalkan kondisinya memungkinkan. Jangan sampai memaksakan diri karena bisa menyebabkan komplikasi parah dan berakibat munculnya risiko lebih berat. Menurut Dr Dante Saksono Harbuwono, SpPD, PhD, dari Divisi Metabolik Endoktrin, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, ada tiga kelompok pasien diabetes yang perlu mendapatkan perlakuan khusus jika ingin berpuasa. Pertama, kelompok pasien yang diperbolehkan puasa dengan konsumsi obat-obatan seperti biasa (tanpa penyesuaian obat). Kedua, pasien yang diperbolehkan puasa dengan penyesuaian obat. Dan ketiga, pasien yang tidak boleh berpuasa (cnnindonesia.com, 4 Juni 2015).
Tapi ada juga kalanya pasien penyakit kanker justru disarankan berpuasa. Ini merujuk pada penelitian yang dilakukan Universitas Southern California yang menyatakan bahwa diet saat puasa akan memotong jumlah asupan kalori ke dalam tubuh. Pada penelitian itu, tim peneliti melakukan puasa lima hari berturut-turut dalam sebulan. Hasilnya, puasa jangka pendek tersebut ternyata mampu meningkatkan kesehatan, termasuk mengurangi diabetes, risiko jantung, dan penyakit kanker (cnnindonesia.com, 19 Juni 2015).
Valter Longo, peneliti Universitas Southern California mengatakan, diet yang ketat biasanya sulit diterapkan di luar puasa. Kondisi ini mendorong Longo dan kawan-kawan melakukan diet menyerupai puasa untuk memicu efek yang sama dengan puasa. Pada diet tersebut, peneliti mengurangi jumlah asupan kalori sekitar 34-54% (cnnindonesia.com, 19 Juni 2015).
Bagi Anda yang punya penyakit tertentu, ada baiknya untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau ahlinya terlebih dahulu jika ingin tetap berpuasa, klik di sini!
Bagikan artikel ini melalui fitur jejaring sosial dan berikan komentar serta pengalaman Anda tentang tips aman berpuasa bagi penderita penyakit kritis.