Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

Mengenal Jenis dan Penanganan Luka Bakar

Penyebab dan efek luka bakar bermacam-macam, dari yang ringan sampai yang berat. Terkena sengatan sinar matahari di siang hari bisa menyebabkan luka bakar ringan. Terciprat minyak goreng panas dari wajan adalah contoh luka bakar sedang. Sementara luka bakar berat contohnya terkena luka bakar akibat kebakaran rumah atau mobil.

Ada beberapa jenis dan kategori luka bakar. Masing-masing memerlukan penanganan luka bakar dengan cara tertentu. Ada tindakan penanganan yang ringan, ada pula yang hingga memerlukan operasi. Untuk luka bakar ringan seperti terkena abu rokok yang baranya sudah hampir mati, jika terasa kepanasan, didinginkan dengan air mengalir sudah mencukupi. Namun, jika terkena luka bakar yang sangat parah akibat dampak kebakaran secara langsung, tindakan operasi harus dilakukan.

Menurut William H. Blahd, Jr., MD, FACEP, dari American Board of Emergency Medicine (www.webmd.com, 16 Februari 2015), ada beberapa jenis luka bakar.

  • Luka bakar tingkat pertama adalah luka bakar jenis ringan yang biasanya terjadi pada lapisan kulit ari alias lapisan kulit terluar. Kulit  tampak kemerahan dan sedikit nyeri karena menyentuh ujung-ujung saraf di kulit. Luka bakar ini biasanya sembuh dengan perawatan obat rumahan berupa salep luka bakar yang bisa dibeli di apotek.  Menurut Blahd, biasanya luka bakar kategori ini tidak akan mengakibatkan lecet atau bekas di kulit.
  • Luka bakar tingkat kedua atau luka bakar jenis sedang. Luka bakar tingkat dua melukai lapisan kulit ari dan lapisan kulit di bawahnya, atau yang disebut kulit jangat. Contoh luka ini adalah kulit yang tersengat knalpot motor atau terkena air yang mendidih. Kulit akan melepuh dan meninggalkan luka parut setelah sembuh.
  • Luka bakar tingkat ketiga. Pada luka bakar ini, kerusakan meliputi kulit, lemak subkutis (jaringan lemak yang berada di bawah kulit dan di atas otot), sampai mengenai otot, dan tulang (www1-media.acehprov.go.id, 27 Februari 2015). Luka bakar tingkat ketiga menyebabkan kerusakan jaringan yang permanen dan mengakibatkan ujung saraf dan pembuluh darah yang terkena dampak luka bakar tak berfungsi lagi.

Menurut dokter Theddeus OH Prasetyono dan dokter Leo Rendy dari Departemen Ilmu Bedah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, dalam makalahnya berjudul Merujuk Pasien Luka Bakar: Pertimbangan Praktis (2008), penyembuhan luka bakar butuh waktu yang berbeda-beda. Untuk luka bakar seluas 5% luas permukaan tubuh (LPT), butuh waktu setidaknya satu bulan untuk bisa kembali pulih. Untuk yang mencapai 10% LPT, butuh waktu sekitar satu hingga enam bulan. Kemudian yang mencapai 20% LPT, penyembuhannya memakan waktu enam bulan hingga satu tahun. Sedangkan jika luka bakar mencapai 35% LPT, penyembuhannya butuh waktu lebih dari satu tahun. Namun sebenarnya, yang perlu diperhatikan pasca perawatan luka bakar adalah masalah psikologis. Menurut dokter Theddeus dan dokter Leo, penderita luka bakar yang sudah “sembuh” kerap kali pulang dengan masalah sosio-psikologis akibat kecacatan yang sangat membutuhkan perhatian dan perawatan tersendiri. (www.indonesia.digitaljournals.org, 27 Maret 2015)


Menangani Luka Bakar

Penanganan luka bakar merupakan hal yang sangat penting  untuk mencegah infeksi maupun menghindari dampak yang lebih parah. Menurut spesialis bedah plastik RSCM Jakarta,  dr. Prasetyanugraheni, penanganan pertama untuk luka bakar tingkat pertama dan kedua adalah membasuhnya dengan air yang mengalir selama kurang lebih 20 hingga 30 menit. Hal tersebut bertujuan untuk menghilangkan panas dari luka yang terbakar (www.kompas.com, 10 Februari 2013).

Selain membilas dengan air yang mengalir pada kulit yang terkena panas atau luka bakar, dokter Adithia Kwee juga memberikan beberapa tips tambahan untuk tindakan penanganan yang dapat dilakukan saat mengalami luka bakar ringan dan sedang seperti mencuci luka bakar setelah rasa nyeri hilang. Tetapi jangan menggunakan air es untuk mengurangi panas pada kulit yang terbakar karena akan merusak jaringan kulit. Gunakan sabun ketika mencuci dan keringkan dengan perlahan. Tindakan berikutnya dianjurkan untuk menggunakan salep antibiotik pada luka bakar untuk menghindari infeksi. Tidak diperkenankan menggunakan bahan-bahan lain yang tidak ditujukan untuk pengobatan, seperti pasta gigi ataupun mentega. Penggunaan bahan-bahan tersebut justru akan mengakibatkan bertambahnya jaringan kulit yang rusak terkena panas (klikdokter.com, 6 Februari 2015).

Namun, jika Anda mengalami luka bakar tingkat ketiga,  penanganan segera dari dokter ahli adalah solusi yang paling dianjurkan. Apalagi, jika luka bakar tingkat ketiga ini terjadi pada sebagian besar anggota tubuh. Misalnya, karena dampak ledakan atau kebakaran rumah.

Untuk penanganannya, menurut dokter Theddeus OH Prasetyono dan dokter Leo Rendy dari RSCM (Merujuk Pasien Luka Bakar: Pertimbangan Praktis, 2008),  biasanya jika luka bakar tingkat ketiga jumlahnya kurang dari 2% dari LPT dan tidak mengenai area wajah, bagian kelamin, bagian persendian, tidak disebabkan karena sengatan listrik tegangan tinggi atau karena paparan zat kimia, biasanya dokter hanya akan memberikan perawatan jalan bagi pasien. Namun, jika melebihi hal tersebut, maka pasien akan mendapatkan penanganan lebih lanjut, seperti misalnya dilakukan operasi atau bedah kulit. (www.indonesia.digitaljournals.org, 27 Maret 2015)

Intinya, jika Anda atau relasi mengalami luka bakar, penanganan lebih dini diperlukan agar dampaknya tidak lebih parah. Selain itu, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Sebarkan artikel ini pada relasi Anda melalui jejaring sosial dan bagikan komentar Anda pada kolom di bawah ini.