Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

Prioritas Keuangan

Dear Mba Prita,

Penghasilan saya per bulan sebesar Rp1,2 juta bersih karena seluruh biaya hidup saya ditanggung perusahaan saya bekerja. Sebagai anak pertama setelah Ayah saya meninggal saya memiliki tanggungan menghidupi Ibu dan 3 orang adik. Mohon sarannya apa yang saya harus prioritaskan dalam cara mengatur keuangan, apakah menikah, keluarga atau kuliah? Terima kasih.

Salam,

Yusuf

 

Halo Pak Yusuf,

Sebagai pemegang tanggung jawab keluarga menggantikan Ayah yang telah meninggal, Anda tentu memikul tugas yang tidak mudah. Apalagi saat ini Anda masih memiliki keinginan maupun cita-cita yang ingin dikejar, seperti belajar di bangku kuliah sampai memiliki keluarga sendiri. Banyak penyesuaian yang harus Anda lakukan dalam cara mengatur keuangan.

Menyikapi perubahan besar yang terjadi dalam keluarga Anda, cara mengatur keuangan pertama yang harus dilakukan adalah melakukan evaluasi kembali atas kondisi kesehatan keuangan atau kerap disebut dengan istilah financial check up. Tujuannya supaya Anda mengetahui keadaan kesehatan keuangan keluarga sehingga Anda dapat mengambil keputusan finansial secara tepat. Anda harus berdiskusi dengan Ibu Anda perihal posisi keuangan keluarga saat ini dan bagaimana pola penghasilan serta pengeluaran keluarga yang biasanya dilakukan. Dari diskusi tersebut, Anda akan mendapatkan informasi mengenai aset dan kewajiban yang ditinggalkan oleh Ayah Anda.

Pertama, coba tanyakan kepada Ibu apakah Ayah Anda memiliki asuransi jiwa atau tidak. Apabila iya, maka mungkin ada beberapa kewajiban yang dapat dihilangkan dari Anda karena sudah diproteksi asuransi. Contohnya, ada asuransi untuk kredit rumah, asuransi untuk pinjaman kendaraan, atau asuransi untuk tagihan kartu kredit. Bilamana ada, maka sisa kewajiban atas pinjaman-pinjaman itu akan lunas secara otomatis.

Sementara, untuk kewajiban yang tidak diproteksi oleh asuransi, Anda bisa gunakan aset yang masih dimiliki untuk membayar kewajiban yang lain. Contohnya, Anda bisa jual perhiasaan peninggalan almarhum yang mudah dijual, atau mencairkan tabungan yang mungkin masih dimiliki. Jika ternyata aset tidak cukup untuk membayar sisa kewajiban, maka datangi pihak bank untuk melakukan negosiasi yang meringankan dengan tujuan Anda tetap dapat membayarkan kewajiban.


Kedua, pisahkan antara aset atau harta yang mudah dijual atau mudah dicairkan dengan aset yang butuh waktu untuk dijual. Aset yang mudah dicairkan menjadi tunai kerap disebut aset likuid. Aset yang mudah dicairkan seperti perhiasan emas, tabungan, dapat dijadikan dana cadangan keluarga. Sementara, untuk aset yang butuh waktu untuk dijual, Anda coba data mana yang bisa digunakan untuk investasi keluarga seperti logam mulia dan mana yang masih punya nilai jual seperti ponsel, furniture, sepeda motor, dan lainnya. Jangan lupa juga untuk memeriksa apakah almarhum merupakan anggota BPJS ketenagakerjaan agar Anda dapat mencairkan dana Jaminan Hari Tua miliknya.

Karena saat ini keluarga Anda membutuhkan sumber penghasilan baru untuk menggantikan pendapatan yang biasa dibawa pulang oleh Almarhum, maka Anda bisa menjual aset tidak likuid menjadi aset investasi yang bisa memberikan arus kas bulanan. Pilihannya seperti deposito, obligasi ritel (ORI), sukuk ritel (Sukri) ataupun reksa dana pendapatan tetap terproteksi. Penempatan dana di investasi yang memberikan arus kas tersebut akan membantu menambah penghasilan keluarga selain hanya mengandalkan pendapatan dari Anda saja.

Dengan kondisi keuangan keluarga yang lebih baik, Anda bisa lebih tenang dan fokus untuk mengambil kuliah. Saat ini, banyak sekali pihak-pihak yang menawarkan beasiswa dan tidak sedikit di antaranya memberikan uang beasiswa yang terbilang lebih dari cukup untuk kebutuhan kuliah seorang mahasiswa. Anda bisa mencari informasi tersebut di kampus ataupun di luar kampus.

Tingkat pendidikan yang lebih tinggi memungkinkan Anda untuk mendapatkan pekerjaan yang memberikan kompensasi lebih baik sehingga kemampuan finansial Anda lebih siap untuk mendukung keluarga maupun ketika Anda memutuskan untuk menikah. Live a beautiful life!

Salam hangat,

Prita Ghozie, Ahli Keuangan