Dari pola pikir tersebut, alih-alih merencanakan keuangan untuk persiapan menjelang kehidupan pernikahan, banyak para lajang yang malah memilih memulai itu setelah menikah. Akibatnya, ketika mereka menikah, kondisi keuangan mereka pun berantakan karena tak membiasakan diri merencanakan keuangan sejak dini.
Dana Darurat untuk Pria atau Wanita Lajang
Ini tidak terjadi bukan hanya pada para pria lajang tapi juga para wanita. Karena pada dasarnya, setiap anak muda atau lajang sulit melakukan dua hal ini: Sabar dan hidup sendiri.
BACA JUGA: INVESTASI UNTUK TUJUAN DANA DARURAT
Sebagian besar lajang mudah terjebak pada gaya hidup konsumtif dan dengan mudah ‘membeli apa yang orang lain beli’ atau ‘melakukan apa yang orang lain lakukan.’ Tak heran jika sesuatu yang sedang tren atau digemari mudah menarik para lajang ini atau membuat mereka tak sabar untuk membelanjakan uangnya.
Hal kedua yang sulit dilakukan para lajang adalah hidup sendiri. Tak bisa dipungkiri meski beberapa lajang senang menjalani hidup sendiri, namun tak sedikit dari mereka yang memiliki gairah untuk segera menemukan pasangan hidup dan menikah. Lagi-lagi faktor keuangan masih menjadi masalah besar para lajang ketika keinginan menikah sudah besar.
Jika untuk mempersiapkan dana pernikahan saja sulit, bagaimana untuk kebutuhan mendesak lainnya? Seperti biaya berobat karena sakit parah, biaya perbaikan kendaraan yang rusak, atau biaya hidup untuk mengantisipasi jika tiba-tiba terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), dan kebutuhan-kebutuhan keuangan mendesak lainnya.
Alokasi Dana Darurat untuk Lajang
Para perencana keuangan menyarankan agar para lajang menyiapkan alokasi sebesar 4 kali jumlah gaji bulan untuk dana darurat. Jumlah tersebut bisa terkumpul dalam waktu 6 hingga 12 bulan saja jika para lajang bisa menyisihkan 50% dari penghasilan bulanannya untuk dana darurat.
Namun jika jumlah 50% dirasa cukup berat, maka dianjurkan mengalokasikan dana sebesar 10%- 30% dari penghasilan bulanan. Intinya, dana darurat tetap harus menjadi prioritas berapa pun jumlah penghasilan yang Anda sisihkan.
Selain mengandalkan penghasilan bulanan, untuk Anda para lajang juga bisa menganggarkan dana darurat dari bonus tahunan, tunjangan hari raya, atau komisi bulanan yang Anda terima.
Jika dalam perjalanannya, dana darurat kemudian mendadak harus digunakan, jumlah yang berkurang tersebut harus segera ditambal agar bisa digunakan kembali untuk kebutuhan darurat lainnya. Yang harus diingat, penggunaan dana darurat bukan untuk kebutuhan yang sifatnya konsumtif atau keinginan.
Instrumen Penyimpanan Dana Darurat
Dana darurat sudah dianggarkan, namun baru beberapa bulan menjalaninya, tiba-tiba tergoda untuk digunakan. Untuk itu, niat saja belum cukup. Dibutuhkan juga kedisiplinan yang kuat untuk menjaganya.
Jika Anda mudah tergoda melihat uang tunai, simpan dana darurat dalam beberapa instrumen penyimpanan. Misal, tabungan, logam mulia, deposito, atau reksa dana pasar uang. Yang harus diingat, pilih instrumen penyimpanan yang likuid atau mudah dicairkan.
Selain tabungan dan logam mulia yang bisa dicairkan secara tunai dalam hitungan jam, deposito dan reksa dana pasar uang perlu dipertimbangkan sebagai alternatif instrumen pencairan dana darurat karena bisa membuat dana Anda menjadi bertambah. Namun harus ingat juga jika pada dua instrumen tersebut dana bisa dicairkan dalam 2 hingga 7 hari kerja.
Prioritas Keuangan Lain
Nah, setelah dana darurat bisa dialokasikan, para lajang juga harus mulai memikirkan prioritas keuangan lainnya.Antara lain, dana pernikahan yang besarnya sekitar 4-6 kali penghasilan bulanan, investasi rumah yang besarnya sekitar 2436 kali gaji untuk membayar uang muka, asuransi kesehatan jika perusahaan tempat bekerja tidak memberikan jaminan kesehatan berupa asuransi, dan dana pensiun yang sebaiknya.
Untuk dana pensiun, sebaiknya memang sudah disiapkan dari awal pertama kali bekerja atau di usia 22 tahun. Dengan estimasi memasuki pensiun pada usia 55 tahun, maka Anda akan memiliki akumulasi waktu 33 tahun untuk mengumpulkan dana pensiun. Hasilnya bisa mencapai ratusan juta atau bahkan miliaran rupiah.
Untuk para lajang, seharusnya sudah tidak memiliki lagi alasan untuk menunda alokasi dana darurat. Lakukan sekarang juga, biar nggak kerepotan, lho.