Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

3 Kebiasaan Yang Membuat Keuangan Tidak Sehat

Setiap orang rasanya ingin keuangannya sehat. Mempunyai tabungan, bisa berinvestasi, dan terbebas dari utang. Namun, tak mudah untuk mewujudkan itu semua. Ada beberapa cara mengatur keuangan yang sebaiknya Anda pahami agar keuangan keluarga Anda sehat.

Setelah memahami cara mengatur keuangan, tantangan selanjutnya adalah menjalankannya dengan disiplin. Menurut perencana keuangan Ligwina Hananto, masalah keuangan yang muncul dalam sebuah keluarga kadang bukan karena penghasilan yang kurang, tapi karena kebiasaan yang salah dalam mengelola keuangan. Kebiasaan salah tersebut bisa menjadi masalah berkepanjangan bila tidak diubah (ayahbunda.co.id, 11 Juni 2015).

Agar Anda tidak terbelit masalah keuangan keluarga, hindari tiga kebiasaan ini:

Kurang bijak menggunakan kartu kredit

Kartu kredit adalah alat pembayaran yang praktis. Tinggal gesek maka urusan pembayaran selesai. Namun, ada persepsi yang kurang tepat dari pengguna kartu kredit. Selama ini, kartu kredit digunakan sebagai alat untuk berutang. Padahal menurut perencana keungan Eko Endarto, kartu kredit adalah pengganti pembayaran dana tunai. Jadi pastikan Anda mempunyai uang dulu baru menggunakan kartu kredit. Jangan nekat menggunakan kartu kredit padahal tidak punya uang simpanan. Hal tersebut bakal menimbulkan kebiasaan gali lubang tutup lubang yang membahayakan keuangan Anda (liputan6.com, 2 April 2015).


Tidak membiasakan menabung dan berinvestasi

Jangan sampai Anda tidak menyisihkan uang di depan untuk tabungan dan investasi. Karena itu jangan menabung maupun berinvestasi dengan uang sisa. Itulah resep yang diberikan oleh perencana keuangan Ligwina Hananto. Tabungan bisa Anda gunakan untuk dana cadangan, sedangkan investasi Anda gunakan untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang (ayahbunda.co.id, 11 Juni 2015).

Tidak bergantung pada orang lain dalam hal keuangan

Ada kalanya kita perlu meminjam uang kepada saudara atau teman untuk memenuhi keperluan keuangan keluarga. Namun jangan menjadikan hal tersebut sebagai kebiasaan. Menurut Ligwina Hananto, Anda harus bisa mengerem kebiasaan berutang, apalagi utang untuk keperluan konsumtif. Salah satu caranya adalah dengan membedakan antara keperluan dan keinginan. Bila ada satu barang yang Anda inginkan, tapi sebenarnya tidak terlalu mendesak dan diperlukan, lebih baik ditunda keinginan untuk membelinya (ayahbunda.co.id, 11 Juni 2015).

Sebarkan artikel ini pada relasi Anda melalui fitur jejaring sosial. Jangan lupa bagikan juga pengalaman Anda melalui kolom di bawah ini.