Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

5 Alasan Menghindari Makanan Cepat Saji

Beberapa waktu lalu ada sebuah film berjudul Super Size Me. Film itu merupakan dokumentasi percobaan sang penggagas film untuk menunjukkan bagaimana dampak makanan cepat saji pada tubuh. Morgan Spurlock yang membuat film tersebut melakukan percobaan pada dirinya dengan makan hanya makanan cepat saji selama 30 hari penuh. Hasilnya, ia jadi tambah gemuk dan berpotensi terkena berbagai penyakit. Untuk mengembalikan kondisinya, Spurlock konon harus menjalani pola makan sehat yang ketat selama dua tahun berikutnya.

Memang sudah jadi rahasia umum, bahwa makanan cepat saji kurang bermanfaat bagi kesehatan. Namun karena gampang dijumpai di mana-mana, orang cenderung kurang peduli dengan pola makan sehat. Padahal ada banyak fakta seputar makanan cepat saji yang merugikan kesehatan.

Agar Anda tidak terkena dampak negatif makanan cepat saji, berikut 5 alasan yang harus Anda perhatikan untuk menghindari makanan jenis tersebut: 

1.      Risiko terkena diabetes

Menurut dr Andrew Odegaard, dari University of Minnesota School of Public Health, Minneapolis, sekitar 50 ribu responden penelitian warga Singapura keturunan China yang makan makanan cepat saja dua kali dalam seminggu memiliki risiko 27 persen lebih tinggi terkena diabetes. Hal ini terjadi karena kandungan karbohidrat olahan yang ada pada fast food bisa mengurangi kadar insulin (hormon yang mengatur kadar gula dalam darah)[1].

2.      Risiko terkena sakit jantung

Dalam penelitian yang sama, dr Andrew Odegaard, dalam penelitiannya dengan judul Western-Style Fast Food Intake and Cardio-Metabolic Risk in an Eastern Country yang dimuat di jurnal online AHA Journals itu juga menemukan fakta orang yang menyantap makanan cepat saji seminggu minimal dua kali juga terkena risiko mengalami kematian akibat penyakit jantung hingga 56 persen. Hal itu salah satunya dipicu akibat banyaknya kandungan makanan yang mengandung lemak trans yang berpotensi mengganggu peredaran darah ke jantung.[2]

3.      Penyebab obesitas


Menurut Associate Professor dari West Bengal Medical Education Service India Dr Ananya Mandal, MD, fast food mengandung kalori, lemak trans, gula, karbohidrat sederhana, serta garam yang semuanya tinggi kadarnya. Hal itulah yang memungkinkan terjadinya obesitas baik pada orang dewasa dan anak-anak. Apalagi bagi mereka yang tidak pernah menyeimbangkannya dengan aktivitas fisik seperti olahraga rutin.[3]

4.      Merusak metabolisme tubuh

Hanya dalam waktu lima hari saja mengkonsumsi makanan cepat saji, berpotensi merusak metabolisme tubuh. Ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan Angela S. Anderson dkk yang dimuat di Jurnal Obesity edisi April 2015. Mereka melakukan penelitian pada 12 pria yang rutin makan makaroni keju, sosis, dan sejenisnya selama lima hari berturut-turut. Hasilnya otot-otot mereka mulai kurang efektif dalam mengubah glukosa jadi energi sehingga berpotensi mengganggu metabolisme tubuh secara keseluruhan.[4]

5.      Berpotensi merusak fungsi otak

Menurut Professor Margaret Morris dari UNSW Medicine Australia, makanan cepat saji berpotensi mengganggu kerja otak dan bahkan mengurangi daya ingat. Disebutkan makanan dengan kalori tinggi akan mempengaruhi bagian hippocampus di otak, yakni bagian kecil otak yang berhubungan dengan ingatan dan daya jelajah ruangan. Meski penelitiannya masih terbatas pada tikus di laboratorium, tapi profesor Margaret mengatakan hal yang sama berpotensi terjadi pada manusia.[5] 

Masih ragu dengan bahayanya makanan cepat saji? Anda bisa bertanya pada dokter atau ahli gizi Anda.

Sebarkan artikel ini melalui fitur jejaring sosial. Bagikan juga pengalaman Anda saat mengkonsumsi makanan cepat saji melalui kolom di bawah ini.

 

 


[1] Ahajournals.org, 31 Mei 2012

[2] ibid

[3] news-medical.net, 9 Februari 2014

[4] wiley.com, April 2015

[5] unsw.edu.au, 17 Desember 2013