Apple dikabarkan akan membuka research center-nya yang pertama di Beijing, Tiongkok. Lebih tepatnya, gedung tersebut akan didirikan di sebuah daerah inkubasi teknologi di Zhongguancun Science Park.
Apple sendiri memang belum memberi informasi mengenai research center ini, namun Komite Manajemen Zhongguancun Science Park sudah mengeluarkan pernyataannya kepada pihak media lokal. Daerah ini juga merupakan lokasi markas besar Tiongkok dan research center bagi perusahaan-perusahan besar seperti AMD, Google, Intel, Lenovo, Oracle, dan Sony.
Seperti yang dikutip dari The Verge, fasilitas ini memakan biaya sebesar $45 Juta (setara Rp 584 Milyar) dan akan berfokus pada bidang hardware. Selain itu, research center ini kabarnya akan mempekerjakan kurang lebih 500 orang dan mengembangkan hardware komputer, komunikasi, audio, dan perlengkapan visual.
Langkah ini diambil oleh Apple karena mereka menyadari bahwa Tiongkok merupakan salah satu pasar terbesarnya, meskipun memang sifatnya relatif fluktuatif dan tidak stabil. Selain karena Apple kerap kali tersaingi oleh produk-produk lokal, mereka juga terjegal oleh peraturan pemerintah yang sangat ketat. Menanggapi hal ini, CEO Apple Tim Cook bahkan pernah mengunjungi Tiongkok untuk membangun hubungan dengan pemerintahan dan pimpinan-pimpinan perusahaan.
Dalam kunjungannya, Cook berjanji untuk berinvestasi lebih banyak pada negara tirai bambu ini. Selain itu, Cook juga sebenarnya telah mengumumkan rencananya untuk mendirikan R&D Development Center di Tiongkok yang merupakan usaha untuk meningkatkan investasi Apple di negeri tirai bambu tersebut. Pengumuman ini dilakukan menyusul menurunnya angka penjualan flagship Apple pada dua kuartal terakhir. Faktanya, pada bulan Mei lalu posisi Apple turun ke peringkat lima dalam hal distribusi smartphone di Tiongkok, dikalahkan oleh perusahaan lokal seperti Huawei, Vivo, Oppo, dan Xiaomi.