Metode live value method akan membantu Anda memperkirakan berapa banyak uang pertanggungan (UP) yang harus Anda siapkan. Menurut Prita Ghozie Live value method adalah sebuah metode penghitungan besaran uang pertanggungan berdasar pendapatan Anda setahun dikalikan dengan lamanya pendapatan tersebut akan menopang hidup orang lain (keluarga Anda).[1] Untuk menghitung jumlah UP yang diperlukan, faktor kedua yang perlu dipertimbangkan adalah orang-orang yang dilindungi. Sebagai contoh, ada keluarga dengan dua anak. Dalam hal ini, suami adalah satu-satunya pencari nafkah utama bagi seluruh keluarga. Jadi apa hal-hal yang harus dihitung untuk menutupi kebutuhan mereka ketika suami meninggal? Berikut adalah 3 cara berbeda yang bisa dilakukan untuk memperkirakan UP yang diperlukan:
Perkiraan dari pengeluaran keluarga yang diperlukan setelah suami meninggal
Banyak hal yang harus Anda periksa untuk menghitung kebutuhan keluarga Anda. Jumlah ini harus mencakup biaya pengobatan, utang yang belum dibayar, utang KPR, dan juga biaya pendidikan untuk anak. Misalnya, Anda memiliki dua anak yang masih butuh waktu 15 tahun untuk menyelesaikan pendidikannya. Untuk biaya semua kebutuhan keluarga, Anda memerlukan Rp5 juta per bulan. Jadi, untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut hingga 15 tahun kemudian, Anda memerlukan Rp5 juta x 12 bulan x 15 tahun = Rp900 juta.
Perkiraan berdasarkan nilai pendapatan
Dalam hal ini, Anda perlu untuk menghitung potensi pendapatan bila Anda menginvestasikan uang Anda. Misalnya, sekarang Anda memiliki pendapatan Rp5 juta. Bila Anda ingin meninggalkan warisan yang sama dengan pendapatan Anda, maka Anda perlu berinvestasi di instrumen yang aman.[2] Bagaimana menghitungnya? Sekarang ini salah satu investasi paling aman adalah ORI (Obligasi Ritel Indonesia). Bila Anda berencana berinvestasi di ORI yang memberikan keuntungan 0,5% per bulan, maka hitungannya Rp5 juta/0,5% = Rp1 miliar.
Perkiraan dana yang diperlukan keluarga untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga
Ini adalah jumlah yang harus Anda perkirakan di masa depan setelah suami meninggal. Satu hal yang bisa Anda masukkan dalam perhitungan adalah apakah istri bekerja setelah suami meninggal. Bila istri bekerja, berapa penghasilannya untuk mendukung kebutuhan keluarga.[3] Misalnya, sebelum suami meninggal, penghasilan keluarga tersebut Rp5 juta. Kemudian setelah suaminya meninggal dan istrinya bekerja, penghasilan per bulannya hanya Rp3,5 juta. Keluarga tersebut masih memerlukan dana pendidikan anak selama 15 tahun ke depan. Jadi, agar pendapatan keluarga sama seperti saat suaminya belum meninggal, keluarga tersebut perlu tambahan Rp1,5 juta per bulan. Dengan kondisi ini, keluarga ini memerlukan Rp1,5 juta x 12 bulan x 15 tahun = Rp270 juta.
Tentu saja, setelah Anda mengetahui kebutuhan dana yang diperlukan, penting untuk mengetahui biaya premi yang mampu Anda bayar. Asuransi ditujukan untuk keperluan jangka panjang sehingga Anda harus membayar premi setiap bulan atau setiap tahunnyasampai selama beberapa tahun di mana penghasilan dan pengeluaran Anda mungkin berbeda. Hal ini penting untuk memastikan polis tersebut masih berlaku dan keluarga Anda menerima manfaatnya.
Itulah cara bagaimana memprediksi uang pertanggungan yang Anda perlukan. Apakah Anda ingin segera mengambil asuransi jiwa dan ingin tahu informasinya lebih jauh? Untuk mengetahui mengenai tipe asuransi jiwa, silakan klik di sini.