Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

Bagaimana Memilih Asuransi Jiwa (Seri pertama) – 3 Hal yang Perlu Dipertimbangkan untuk Menghitung Uang Pertanggungan Asuransi

Suatu kali, sebuah keluarga mendapat uang pertanggungan asuransi jiwa senilai Rp200 juta. Besar? Belum tentu. Sebab setelah ditinggal pemberi nafkah utama keluarga, keluarga itu masih harus membayar sejumlah utang yang ditinggalkan. Belum lagi biaya hidup sehari-hari terus meningkat. Inilah sebabnya, hitungan uang pertanggungan (UP) yang besar untuk ukuran saat ini, bisa jadi terasa kecil di masa depan.

Coba Anda cek lagi polis asuransi Anda, apakah UP-nya sudah cukup memadai? Lantas, bagaimana cara menghitung UP yang sesuai dengan kebutuhan di masa depan? Menurut perencana keuangan Prita Ghozie,  untuk menghitung apakah UP Anda memadai atau tidak bagi ahli waris adalah dengan menggunakan live value method.[1]

Live value method adalah sebuah metode penghitungan besaran uang pertanggungan berdasar pendapatan Anda setahun dikalikan dengan lamanya pendapatan tersebut akan menopang hidup orang lain (keluarga Anda).[2] Apa saja yang harus diperhatikan agar perhitungan ini bisa sesuai kebutuhan?

Perkiraan dari pengeluaran bulanan

Misalnya saja usia Anda saat ini 45 tahun dan memiliki seorang istri dan satu orang anak berusia 18 tahun yang sudah mulai kuliah. Gaji Anda saat ini Rp20 juta dengan pengeluaran keluarga Rp15 juta per bulan untuk semua kebutuhan keluarga termasuk pendidikan anak. Untuk memperkirakan kebutuhan lima tahun ke depan, maka perhitungan life value method adalah Rp15 juta x 12 bulan x 5 tahun. Berarti total kebutuhan keuangan dalam lima tahun ke depan adalah Rp900 juta. Jadi kebutuhan UP Anda adalah sekitar Rp900 juta.

Perkiraan dengan menambahkan unsur inflasi


Jangan dilupakan, biasanya setiap tahun biaya-biaya meningkat akibat terjadinya inflasi. Misalnya saja perkiraan inflasi 10 persen per tahun, maka jumlah biaya hidup dalam lima tahun ke depan untuk keluarga Anda menjadi sekitar Rp1,1 miliar. Hitungannya adalah Rp15 juta x 12 bulan x 5 tahun, lalu tiap tahun ditambahkan 10% dari jumlah tersebut. Perbedaannya signifikan bukan? Bila Anda memasukkan inflasi, maka UP ideal dalam lima tahun ke depan adalah Rp1,1 miliar.

Perkiraan berdasar jumlah orang yang ditanggung

Selain itu, ada kalanya jumlah anggota keluarga yang ditanggung bertambah. Misalnya di tahun kesekian, Anda berencana punya anak lagi. Dari hitungan itu, Anda bisa memperkirakan tambahan pengeluaran bulanan yang harus dikeluarkan. Angka penambahan ini harus Anda perhitungkan kembali sehingga UP yang diperkirakan berdasarkan metode life value method juga berubah menyesuaikan jumlah anggota keluarga yang ditanggung.

Perhitungan di atas merupakan simulasi bila dalam sebuah keluarga hanya ada satu orang yang bekerja dan menjadi tulang punggung keluarga. Bila suami dan istri bekerja dan sama-sama penghasilannya berperan besar dalam mencukupi kebutuhan keluarga, sebaiknya pasangan juga mempunyai asuransi jiwa. Mengapa harus suami istri mempunyai asuransi jiwa? Sebab inti dari asuransi jiwa adalah antisipasi untuk menggantikan pendapatan orang yang meninggal. Bila suami dan istri sama-sama berperan besar, maka harus sama-sama memiliki perlindungan.[3] Untuk mengetahui lebih dalam mengenai perencanaan asuransi di masa produktif, silakan baca selengkapnya di sini