Halo Mbak Prita,
Saya pegawai swasta yang berpenghasilan Rp 2.500.000,- per bulan dan istri bekerja sebagai guru TK yang berpenghasilan Rp 500.000,- per bulan. Saya mempunyai 3 orang anak. 2 diantaranya duduk di bangku Sekolah Dasar. Selama ini, gaji yang kami terima selalu habis tanpa bisa menabung.
Yang ingin saya tanyakan, bagaimana caranya mengelola keuangan agar saya dan istri bisa menyisihkan dana untuk menabung, kesehatan, dan lain sebagainya?
Salam,
Zulhendra
Jawaban :
Halo Zulhendra,
Prinsip utama pengelolaan keuangan keluarga adalah pendapatan harus lebih besar dari pengeluaran. Berapapun penghasilan yang didapat, rumus tersebut tetap berlaku. Selama pendapatan lebih besar dari pengeluaran, maka diharapkan semua kebutuhan keluarga bisa terpenuhi tanpa utang.
Selain prinsip di atas, keuangan juga perlu dikelola. Pada dasarnya, pengeluaran perlu diatur agar selain dapat memenuhi kebutuhan, juga ada alokasi untuk tabungan, cicilan utang dan investasi untuk masa depan.
Yang lebih penting dari jumlah penghasilan adalah alokasi pendapatan. Berapa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan berapa yang bisa ditabung dan diinvestasikan setiap bulan. Karena jumlah penghasilan itu sebenarnya lebih berkaitan dengan gaya hidup. Makin besar penghasilan, biasanya gaya hidup makin tinggi.
Idealnya, pendapatan tiap bulan tidak hanya habis untuk biaya kehidupan sehari-hari. Tabungan dan investasi rutin sangatlah penting dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan finansial masa depan yang membutuhkan biaya cukup besar. Misalnya biaya sekolah anak, biaya pembelian rumah dan kendaraan, dan jangan lupa Dana Pensiun untuk masa depan. Investasi secara teratur pada produk yang tepat akan membuat Anda dapat mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Berikut tips untuk pengelolaan keuangan keluarga:
1. Usahakan untuk mengatur pengeluaran agar tidak besar pasak daripada tiang. Hindari utang konsumtif untuk menutup kebutuhan hidup sehari-hari
2. Alokasikan pendapatan Anda dengan komposisi sebagai berikut:
10% untuk membentuk dana darurat dan membeli premi asuransi.
Minimal 15% dari pendapatan rutin untuk tabungan dan investasi.
Sekitar 50% untuk biaya hidup rumah tangga sehari-hari, termasuk SPP anak sekolah.
Maksimal 30% untuk cicilan kredit (lebih baik kredit produktif seperti KPR misalnya).
Sisanya untuk gaya hidup misalnya untuk makan di luar dan rekreasi.
3. Siapkan Dana Darurat dalam bentuk tabungan sebesar minimal 6x pengeluaran bulanan sebagai simpanan untuk menghadapi keadaan darurat.
4. Perlindungan kesehatan (bisa berupa Asuransi Kesehatan) sangat perlu dipersiapkan untuk setiap anggota keluarga.
5. Mulai mempersiapkan investasi jangka panjang seperti Dana Pendidikan Anak dan Dana Pensiun dalam produk reksa dana dan DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan). Minimal tabungan dan investasi rutin adalah 10% dari pendapatan per bulan. Jika sulit di awal, lakukan sebisa mungkin dengan berapapun yang dapat Anda sisihkan. Salah satu kunci keberhasilan investasi adalah komitmen dan rutinitas.
6. Jika kebutuhan semakin bertambah banyak dan tidak sebanding dengan kenaikan pendapatannya, Anda perlu mempertimbangkan untuk mencari pendapatan tambahan. Mungkin dengan mulai membangun bisnis dari kecil, menerima kursus privat atau yang lainnya.