Penggunaan media sosial sebagai sarana branding dan marketing tentu saja bukanlah suatu hal yang asing. Terutama di era digital seperti ini di mana media sosial menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Tahun 2016 kemarin, di Indonesia terdapat 92,9 juta pengguna social media aktif. Jumlah ini diprediksi akan terus meningkat bahkan mencapai 120 juta pengguna di tahun 2021.
Di tengah banyaknya pertumbuhan pengguna media sosial di Indonesia, hal ini tentu saja bisa menjadi tantangan sekaligus peluang bagi kita sebagai digital marketer. Salah satu yang paling menjadi catatan adalah ketidakdewasaan masyarakat di Indonesia dalam menggunakan media sosial. Beberapa waktu belakangan ini, kita santer mendengar kabar banyaknya hoax yang bertebaran serta orang-orang yang bermasalah karena media sosial.
Meski demikian, kita tidak bisa memungkiri bahwa media sosial memiliki peran yang cukup besar dalam dunia digital marketing. Sebagai digital marketer, kita dituntut tidak hanya piawai dalam mengolah strategi dan menggunakan berbagai macam tools. Lebih dari itu, kita juga harus paham “hukum” yang secara tidak langsung harus dipatuhi di media sosial agar proses marketing berjalan dengan maksimal.
1. Kemampuan mendengarkan
Pada dasarnya, media sosial adalah ruang bebas di mana audiens diberi kesempatan untuk berekspresi seluas mungkin. Jika Anda adalah social media user, barangkali kebebasan untuk berbicara adalah sepenuhnya hak Anda. Namun, sebagai marketer ada hal lain yang harus Anda lakukan, yakni jangan banyak bicara tetapi fokuslah mendengar. Media sosial merupakan media bagi Anda untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada customer. Maka, alih-alih menceracau, ada baiknya Anda fokus untuk mendengarkan apa yang dikatakan user, terutama terkait dengan bisnis Anda. Melalui media sosial, Anda berkesempatan mendapatkan banyak insight yang bisa Anda gunakan untuk mengimprovisasi produk maupun layanan yang Anda berikan pada customer.
2. Fokus pada kualitas
Media sosial sekali lagi memang memberikan kebebasan pada kita semua untuk berekspresi. Namun, kebebasan ini akan sedikit diatur apabila Anda menggunakan media sosial sebagai tool untuk melakukan digital marketing. Salah satu yang tidak boleh Anda langgar adalah mengenai kualitas konten yang Anda sebarkan. Fokus pada kebermanfaatan konten. Jangan sampai audiens menganggap channel social media Anda tidak bermutu karena konten yang tidak bermanfaat, karena hal itu akan berdampak sangat buruk pada bisnis yang sedang Anda jalankan.
3. Mengumpulkan influencer
Salah satu manfaat yang Anda dapatkan ketika mendengarkan audiens lebih saksama adalah Anda bisa mengetahui siapa saja di antara mereka yang berpotensi untuk menjadi influencer. Influencer marketing merupakan salah satu model marketing yang populer di era media sosial. Tokoh-tokoh dengan banyak follower di media sosial sangat mungkin untuk membantu Anda dalam proses marketing. Tugas kita sebagai digital marketing adalah melakukan riset terhadap mereka dan membuka peluang-peluang adanya kerjasama demi kepentingan bisnis.
4. The law of value
Value menjadi satu hal yang penting dalam membangun sebuah produk. Value merupakan pegangan utama yang memberikan ‘perbedaan’ antara produk kita dengan produk orang lain. Value ini pula yang Anda harus junjung tinggi pada aktivitas di media sosial. Entah dalam penyebaran konten, pemilihan influencer, ataupun proses marketing lain, pastikan agar hal-hal tersebut tidak keluar dari koridor yang telah disepakati sebagai value dalam bisnis.
5. Hubungan timbal-balik
Sebagai seorang digital marketer, kita tidak bisa berekspektasi orang akan melakukan hal yang menguntungkan bagi kita, jika apa yang kita lakukan tidak menguntungkan bagi mereka. Oleh karena itu, jika Anda berharap orang peduli menyebarkan konten Anda, memberikan feedback atas hal-hal yang Anda lontarkan, Anda pun harus melakukan hal yang sama sebagai hubungan timbal-balik. Media sosial adalah hubungan dua arah yang dibangun oleh digital marketer dengan audiens. Oleh karena itu, perkuatlah interaksi agar memberikan kesan yang baik kepada audiens.