Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

Dana Pendidikan Anak Vs Utang

Dear Mba Prita,

Saya memiliki penghasilan Rp15 juta per bulan. Saya memiliki utang Rp250 juta untuk investasi tanah yang dicicil selama 8 tahun sebesar Rp4 juta per bulan dan utang Rp200 juta untuk kredit mobil yang dicicil selama 5 tahun sebesar Rp5 juta per bulan.  Saya telah memiliki rumah dan beberapa asuransi jiwa yang akan berakhir pada tahun 2018-2020. Saat ini apa yang harus saya lakukan untuk merencanakan keuangan keluarga terutama mempersiapkan dana pendidikan anak-anak jika saya berencana pensiun 15 tahun ke depan? Terima kasih.

Salam,

Enda

 

Dear Enda,

Cicilan kendaraan yang Anda miliki saat ini mengambil porsi hingga 33% atas penghasilan. Kondisi ini tergolong kurang sehat, karena idealnya cicilan hanya mengambil porsi maksimal 30% atas penghasilan. Sedangkan, cicilan investasi tanah akan saya anggap sebagai bagian dari alokasi investasi Anda.

Dana pendidikan merupakan salah satu tujuan finansial paling penting dalam perencanaan keuangan keluarga, terutama bagi keluarga yang sudah memiliki anak karena sifatnya yang pasti terjadi, tidak dapat ditunda dan biayanya tidaklah murah. Oleh sebab itu, diperlukan perencanaan yang cermat sehingga Anda bisa memastikan bahwa dananya tersedia dalam jumlah yang cukup ketika si anak masuk sekolah. Berikut adalah langkah-langkah untuk perencanaan dana pendidikan anak:

Pertama, tentukan komitmen orang tua. Anda dan pasangan sebaiknya membuat komitmen hingga sejauh mana Anda sebagai orang tua akan membiayai pendidikan anak, apakah sampai S1, S2, atau mungkin S3.

Kedua, tentukan sekolah mana yang akan dituju oleh anak Anda. Pilihannya apakah sekolah negeri, swasta nasional, swasta nasional plus, atau internasional. Dari sini Anda bisa mencari tahu berapa biaya pendidikan yang harus disiapkan untuk setiap jenjang sekolah, mulai dari uang pangkal, uang sekolah bulanan, buku-buku, seragam, kegiatan ekstrakurikuler, dan lain-lain. Jangan lupa untuk menanyakan rata-rata tingkat kenaikan biaya per tahun di sekolah tersebut.


Ketiga, menetapkan jangka waktu anak akan masuk ke setiap jenjang sekolah. Sebagai contoh, apabila saat ini anak Anda berusia 7 tahun atau sedang duduk di kelas 2 SD, maka ia akan masuk SMP, 4 tahun dari sekarang, masuk SMA 7 tahun dari sekarang dan kuliah 10 tahun dari sekarang. Hitung proyeksi biaya pendidikan saat anak masuk sekolah nantinya dengan asumsi kenaikan biaya pendidikan. Misal, saat ini uang pangkal SMP yang ingin dituju adalah Rp5 juta dengan asumsi kenaikan biaya per tahun sebesar 10%, maka saat 4 tahun lagi anak masuk SMP, uang pangkalnya menjadi Rp7,32 juta.

Keempat, memilih produk investasi untuk mencapai target dana. Untuk menyiapkan uang pangkal SMP yang masih akan dibutuhkan 4 tahun dari sekarang, Anda bisa memilih instrumen yang sesuai untuk investasi jangka menengah, seperti reksa dana campuran atau logam mulia. Untuk SMA maupun kuliah dimana Anda baru membutuhkan dananya di atas 5 tahun dari sekarang, Anda bisa memilih instrumen investasi yang memberikan potensi imbal hasil atau keuntungan diatas tingkat kenaikan biaya, seperti properti, tanah, saham ataupun reksadana saham.

Kelima, memiliki perlindungan asuransi jiwa. Asuransi jiwa yang sudah Anda miliki akan berfungsi memberikan proteksi terhadap penghasilan Anda jika terjadi risiko kematian sehingga investasi dana pendidikan bisa terus berjalan. Anda bisa melakukan evaluasi atau review untuk uang pertanggungan dari asuransi jiwa tersebut untuk memeriksa apakah jumlahnya sudah sesuai dengan kebutuhan proteksi keluarga atau belum. Dengan jangka waktu menuju kuliah yang masih 15 tahun lagi, sebaiknya Anda memiliki proteksi asuransi jiwa hingga tahun 2030.

Strategi investasi dan proteksi yang tepat akan memberikan ketenangan dalam merencanakan keuangan keluarga. Apabila investasi tanah tidak ditujukan untuk kebutuhan dana pendidikan, maka Anda harus mencari alternatif produk investasi lainnya yang disesuaikan dengan pencapaian target kebutuhan dana. Live a beautiful life!

Salam hangat,

Prita Ghozie, Ahli Keuangan