Menanggapi kesepakatan ini, Thomas Schäfer selaku CEO Volkswagen Group di Afrika Selatan menjelaskan: “Volkswagen secara konsisten menjadi potensi bagi pasar berkembang di Afrika. Beberapa jam lalu saja, kami telah meresmikan fasilitas produksi ketiga di Afrika yang berlokasi di Kenya. Hari ini di Rwanda, kami meluncurkan sebuah konsep yang akan mendorong agar mobilitas individu di negara ini dapat berkembang pesat dan membuat pasar ini sebagai pilar dari komitmen Volkswagen terhadap Afrika.” Menurut laporan dari Reuters, Rwanda sendiri dianggap sebagian pasar yang strategis karena persaingan di negara tersebut tidak seketat negara Afrika lainnya. Sebut saja Kenya, di mana layanan Uber sudah mulai beroperasi di negara tersebut sejak tahun 2015. Sekarang saja, Uber harus bersaing dengan perusahaan ridesharing lokal yang mulai bermunculan.
“Kami menyambut Volkswagen dan pendekatan inovatifnya terhadap konsep mobilitas di Rwanda. Negara kami bertekad untuk menjadi inovator terdepan di Afrika. Penandatanganan Nota Kesepahaman ini merupakan sebuah langkah lanjutan terhadap [usaha] digitalisasi dan modernisasi [di Rwanda],” kata CEO Rwanda Development Board (RDB), Francis Gatare.