Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

Kiat Menjadi Pasien yang Kritis

Kini dokter dan rumah sakit menjamur di setiap tempat sehingga membingungkan pasien memilih mana yang paling tepat. Berhati-hatilah memilih dokter maupun rumah sakit agar terhindar dari risiko yang bisa membahayakan tubuh. Jika tak hati-hati, bukannya kesembuhan yang didapat melainkan masalah baru. Untuk itu jadilah pasien yang cerdas dan kritis. Menurut dr. Ario Megantoro, Dokter Umum dari Rumah Sakit Gandaria, berikut beberapa hal yang perlu Anda perhatikan untuk menjadi pasien yang kritis:

1. Cari informasi

Sebelum konsultasi ke dokter atau rumah sakit, sebaiknya cari informasi tentang gejala yang Anda alami melalui berbagai sumber informasi, mulai dari internet maupun buku. Dengan begitu saat konsultasi dengan dokter, Anda bisa membahasnya lebih mendalam. Selain itu, Anda juga bisa membandingkan informasi yang Anda dapatkan dengan hasil diagnosa dokter.

2.Konsultasi secara detail

Untuk diagnosa awal, periksalah terlebih dulu ke dokter umum untuk memahami kondisi Anda sebenarnya. Ceritakan secara detail gejala dan keluhan yang Anda rasakan sebagai panduan dokter dalam mendiagnosa. Kemudian hasil diagnosa tersebut yang akan digunakan sebagai rujukan jika diperlukan konsultasi lanjutan ke dokter spesialis.

3. Kritisi resep obat


Perhatikan resep obat yang diberikan oleh dokter mengingat maraknya beredar kabar bahwa dokter bekerja sama dengan perusahaan obat. Jika Anda belum paham mengenai khasiat dan efek samping dari setiap obat yang diberikan, pasien punya hak untuk bertanya.

4. Opini kedua

Bila penjelasan dokter yang telah Anda temui kurang sesuai dengan pemahaman Anda, sebaiknya carilah opini kedua dari dokter lain.

5. Proaktif bertanya

Pilihlah dokter yang komunikatif dan mampu memberikan penjelasan secara rinci. Tak sedikit dokter yang enggan menyediakan waktu konsultasi yang leluasa karena banyaknya antrian pasien. Jika mendapatkan dokter yang kurang komunikatif, berarti Anda harus proaktif bertanya sampai benar-benar jelas. Selain itu, dokter seharusnya bisa memberikan rasa nyaman dan menenangkan pasien.

6. Rekomendasi orang terdekat

Dalam memilih rumah sakit atau dokter spesialis yang belum pernah Anda ketahui sebelumnya, carilah referensi dari keluarga, teman atau rekan kerja berdasarkan pengalaman pribadi mereka. Namun perlu diingat, setiap orang memiliki tingkat kepuasan dan kecocokan yang berbeda-beda terhadap jasa dokter maupun rumah sakit.

7. Layanan asuransi

Jika dilindungi asuransi yang diberikan pihak kantor maupun pribadi, Anda bisa memilih dokter yang praktek di rumah sakit rujukan perusahaan asuransi tersebut. Pastikan dokter memberikan informasi lengkap yang dibutuhkan untuk klaim asuransi.