Jambu biji dipercaya sebagian masyarakat berkhasiat menyembuhkan penyakit demam berdarah. Benarkah anggapan tersebut? Ternyata pendapat itu tak sepenuhnya benar. Sebab menurut Dr. Amarullah H. Siregar DNMed, MSc, PhD, penderita demam berdarah harus makan jambu biji dalam jumlah banyak untuk membantu meningkatkan trombosit. Menurut Dr. Amarullah, manfaat jambu biji justru lebih banyak diperoleh dari daunnya. Rebusan 5 lembar daun jambu biji bisa meningkatkan trombosit secara signifikan hanya dalam waktu 16 jam. Hal ini berbeda bila Anda makan jambu biji atau minum jus jambu biji. Untuk mendapatkan manfaat setara dengan rebusan 5 lembar daun jambu biji, Anda barus makan setidaknya 5 kilogram buah jambu biji atau menjadikannya jus. Hal tersebut tentu sulit dilakukan dalam satu hari (kompas.com, 26 Juni 2010).
Manfaat jambu biji dari rebusan daunnya untuk meningkatkan trombosit dalam darah dan menyembuhkan demam berdarah bukan hanya asumsi, tapi sudah dibuktikan melalui penelitian. Menurut sebuah penelitian tahun 2010 yang dilakukan oleh Prof Dr Soegeng Soegijanto, dr. SpAK, DTMH dari RS Dr Sutomo Surabaya dan beberapa rekan dari rumah sakit lainnya yang dimuat dalam jurnal Medicinus berjudul Uji Klinik Multisenter Sirup Ekstrak Daun Jambu Biji pada Penderita Demam Berdarah Dengue, terbukti bahwa daun jambu bisa meningkatkan jumlah trombosit pada pasien demam berdarah (Medicinus, Vol. 23, No.1, March May 2011, hal 5).
Cara penyajian rebusan daun jambu ini juga relatif mudah. Menurut Prof. Dr. Soegeng, Anda harus menyiapkan lima lembar daun jambu bijibisa jambu merah maupun jambu putihdan dicuci bersih. Setelah itu rebus lima lembar daun biji tersebut dengan air sebanyak 200 cc hingga mendidih. Agar tidak pahit, Anda bisa menambahkan gula atau madu. Dalam penelitian tersebut, setelah minum rebusan daun jambu biji kadar trombosit sudah naik secara signifikan dalam 12 jam (suaramerdeka.com, 17 Juli 2006).
Untuk mengetahui lebih jauh khasiat dan manfaat jambu biji dan rebusan daunnya, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan.
Sebarkan artikel ini pada relasi Anda melalui fitur jejaring sosial. Jangan lupa bagikan juga pengalaman Anda melalui kolom di bawah ini.