Halo Dok,
Salam sehat!
Saya adalah wanita 25 tahun yang mempunyai rencana untuk menikah dengan calon suami saya yang berusia 28 tahun. Cek up kesehatan apa saja yang harus dilakukan untuk saya dan calon suami untuk persiapan menikah?
Terima kasih
Suwarsi
Jawaban:
Dear Ibu Suwarsi,
Tes medis pranikah atau medical checkup merupakan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pasangan yang akan menikah untuk mendeteksi adanya kelainan genetik dan penyakit menular. Hal ini bertujuan untuk mencegah penularan penyakit ke pasangan dan meneruskan penyakit ini ke calon anak.
Secara umum cek up kesehatan diklasifikasi menjadi tiga:
- Pemeriksaan-pemeriksaan untuk mendeteksi adanya penyakit yang dapat ditularkan secara seksual, seperti HIV, sifilis, hepatitis B, dan pada beberapa orang yang berisiko tinggi Hepatitis C. Yang dimaksud orang berisiko tinggi adalah orang-orang yang pernah mendapatkan transfusi darah, penyalahgunaan obat-obatan terlarang melalui pembuluh darah, atau riwayat seks bebas.
- Pemeriksaan-pemeriksaan infeksi yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin dalam kehamilan, seperti:
- Toxoplasma
Penyakit yang disebabkan oleh protozoa toksoplasma gondii yang ditularkan melalui daging dan kotoran hewan yang terinfeksi. Wanita hamil yang terinfeksi toksoplasma, janin akan terinfeksi, lahir prematur, atau mengalami keguguran.
- Rubella
Rubella, juga dikenal sebagai campak Jerman, adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan munculnya ruam merah selama tiga hari. Jika ibu hamil terkena rubella maka akan terjangkit rubella kongenital. Rubella kongenital dapat menyebabkan terjadinya banyak komplikasi kecacatan pada anak yang belum lahir, seperti kehilangan pendengaran, masalah jantung, dan abnormalitas pada mata.
- Cytomegalovirus
Cytomegalovirus atau yang lebih dikenal dengan CMV adalah salah satu bentuk virus yang menyerupai virus herpes. Virus Cytomegalovirus menyerang janin karena berada pada kondisi imun belum matang sehingga menimbulkan gejala yang berat.
- Herpes Simplex Virus
Infeksi yang terjadi disebabkan oleh virus herpes simpleks atau sering disebut sebagai HSV. Penyakit yang menyerang mulut, kulit, dan alat kelamin ini menyebabkan kulit melepuh serta terasa sakit pada otot di sekitar daerah yang terjangkit. Jika terkena pada wanita hamil akan menyebabkan janin infeksi, lahir prematur, atau mengalami keguguran.
3. Pemeriksaan untuk mempersiapkan kehamilan
Untuk wanita yang ingin segera memiliki anak, maka disarankan mengecek kesehatan dengan menggunakan alat USG (Ultrasonografi). Alat ini dapat melihat apakah seorang perempuan menderita kista atau tumor karena jika ditemukan ada kelainan atau infeksi, maka harus dibersihkan dulu. Selain itu, jika seorang perempuan aktif secara seksual sebelum menikah, tes pap smear juga penting untuk dilakukan.
Untuk pria cek up kesehatan pra nikah yang bisa dilakukan yaitu tes sperma atau analisa sperma. Analisis sperma adalah pemeriksaan untuk menilai apakah sesorang pria subur (fertil) atau tidak subur (infertil). Sperma dikeluarkan melalui jalan masturbasi ataupun sanggama terputus. Syarat pemeriksaan sperma adalah sebagai berikut:
- Keadaan pria harus cukup sehat, tidak lelah dan beristirahat sebelumnya.
- Berdasarkan anjuran dari WHO (Badan Kesehatan Dunia), sperma dikeluarkan setelah sebelumnya dilakukan abstinensia seksual, yang artinya ia tidak boleh melakukan aktivitas seksual bahkan ejakulasi selama 2-7 hari.
- Sperma yang dikeluarkan secara masturbasi langsung ditampung secara utuh. Untuk menghindari sperma tercampur cairan lainnya, masturbasi tidak diperbolehkan memakai bahan pelicin seperti sabun atau minyak.
- Pemeriksaan sebaiknya dilakukan paling lambat satu jam setelah sperma dikeluarkan.
Jika dalam pemeriksaan cek up kesehatan ditemukan penyakit tertentu, maka hal ini akan dikonsultasikan dengan pihak pasangan. Berbagai penyakit dapat dicegah penularannya, misal dengan pengobatan terlebih dahulu pada pasangan yang terkena, atau pemberian vaksin pada pasangan yang belum terkena penyakit.
Demikian informasi yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat.
Salam sehat,
dr. Dyah Vita Anggraini