Bagi Anda yang mengalami sakit kepala, nyeri atau demam, kadang saat ke dokter mungkin disarankan untuk melakukan cek up kesehatan agar diperoleh diagnosis yang tepat tentang penyakit yang diderita. Namun jika menurut dokter merasa penyakitnya tidak terlampau serius, kadang dokter hanya memberikan beberapa jenis obat yang mudah ditemukan di apotek atau bahkan dijual bebas di beberapa toko. Salah satu kandungan yang mungkin pernah Anda baca dari obat-obatan tersebut adalah adanya acetaminophen atau ibuprofen. Apakah sebenarnya kedua hal tersebut?
Menurut Harvard Medical School, acetaminophen atau juga dikenal sebagai paracetamol adalah obat analgesik yang biasa digunakan untuk mengurangi rasa sakit atau nyeri. Paracetamol umumnya ditemukan di obat-obatan pengurang rasa sakit karena fungsinya yang cukup ampuh mengurangi sakit. Meskipun acetaminophen banyak memberikan manfaat, namun Anda sebaiknya berhati-hati apabila terbiasa mengkonsumsinya. Sebab penggunaan acetaminophen dengan dosis yang besar dapat menyebabkan penyakit hati. Di Amerika Serikat (AS) puluhan ribu orang setiap tahunnya dirawat di rumah sakit karena masalah hati yang disebabkan oleh acetaminophen (harvardpartnersinternational.staywellsolutionsonline.com, 20 Mei 2015)
Sementara itu konsultan di Pediatri Clinical Pharmacology and Therapeutics di University of NSW Australia Profesor Madlen Gazarian, mengatakan bahwa pada beberapa kasus paracetamol tidak berbahaya mengingat fungsinya sebagai penurun demam anak, meringankan rasa nyeri gigi yang baru tumbuh, flu, dan sakit telinga. Namun ketika paracetamol dianggap obat umum dan bisa digunakan untuk mengobati penyakit anak-anak hal itu tidak sepenuhnya benar (abc.net.au, 30 Oktober 2014)
Menurut Gazarian, Paracetamol bisa berbahaya jika penggunanya meminum paracetamol terlalu banyak atau tidak sesuai dosis yang dianjurkan. Dia menyarankan agar aman bagi anak, orang tua harus bisa memberikan paracetamol sesuai dosis dan jadwal konsumsi, misalnya sehari dua atau tiga kali. .
Obat lainnya adalah ibuprofen. Ini adalah obat yang masuk dalam golongan NSAID anti-radang yang bukan termasuk jenis steroid) yang memiliki efek lebih kuat dibanding aspirin untuk mengatasi sakit gigi. Ibuprofen bekerja dengan menghambat enzim yang menyebabkan rasa sakit, tetapi enzim ini membantu melindungi lapisan mukosa dari saluran usus. Ibuprofen selain menurunkan demam dan meredakan nyeri, juga memiliki manfaat antiinflamasi (anti radang) rendah. Namun ada efek sampingnya yakni berupa mual, perut kembung dan yang paling parah pendarahan di lambung. Sebab zat yang ada pada ibuprofen bisa menghambat produksi beberapa zat kimia di dalam tubuh yang bisa meningkatkan respons cedera, sakit, atau menyebabkan peradangan (health.kompas.com, 3 April 2013).
Untuk mengetahui lebih detail tentang penyakit tertentu terkait nyeri dan demam, kadang dokter memang menyarankan cek up kesehatan. Namun jika dirasa sakit yang Anda derita tak kunjung sembuh, Anda perlu berkonsultasi pada dokter spesialis penyakit dalam.
Bagikan artikel ini melalui fitur jejaring sosial dan berikan komentar Anda tentang pengalaman dalam menggunakan obat acetaminophen atau ibuprofen.