Halo Dok,Â
Saya adalah mahasiswa semester 8 yang sedang menyelesaikan kuliah. Saya ingin segera menikah. Saya memiliki sedikit masalah dengan organ reproduksi. Saya mengalami ejakulasi dini (sperma cepat keluar). Bagaimana tips dan solusi agar tidak mengalami ejakulasi dini.Â
Salam,
Muhammad IqbalÂ
Hai Pak Iqbal,Â
Gangguan kemampuan fungsi seksual pada pria (disfungsi seksual) dapat dievaluasi dari beberapa factor di antaranya, gangguan gairah seksual, gangguan fungsi ereksi (disfungsi ereksi), dan ejakulasi dini. Latar belakang penyebabnya pun beragam. Untuk keluhan Anda yang merasa mengalami ejakulasi dini, sebaiknya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut latar belakang penyebabnya sehingga terapi yang diberikan sesuai dengan kondisi yang Anda alami.
Ejakulasi dini masih menjadi keluhan yang cukup sering disampaikan tidak hanya oleh pria namun juga pasangannya. Seorang pria dikatakan mengalami ejakulasi dini apabila tidak mampu mengendalikan kapan dirinya harus ejakulasi atau mengalami ejakulasi (keluarnya sperma) sebelum saat yang diinginkannya atau terlalu cepat mencapai orgasme dalam hubungan seksual, sehingga si pria maupun pasangan tidak dapat menikmati hubungan seksual dan atau tidak dapat memuaskan pasangannya.
Ejakulasi dini tidak datang dengan sendirinya pada pria, melainkan ada penyebabnya. Penyebab ejakulasi dini (ED) bersifat kompleks dan multifaktor, meliputi interaksi antara faktor psikologis dan biologis. Faktor psikologis seperti pandangan seseorang terhadap makna seks, kedekatan emosional dengan pasangan, konflik psikologis pribadi, pengalaman seksual sebelumnya (termasuk pengalaman seks di usia dini, hubungan seks pertama kali), terburu-buru ingin mencapai klimaks atau orgasme, teknik dalam melakukan hubungan seksual, frekuensi dari aktivitas seksual (hubungan seksual maupun onani), rasa bersalah, cemas, dan sebagainya.
Penyebab dari faktor biologis bisa dikarenakan ketidaknormalan atau adanya gangguan keseimbangan kadar hormon seks, hormon tiroid, peradangan dan infeksi prostat atau saluran kemih, sensitivitas penis, dan gangguan pada pengantaran rangsangan dari sistem syaraf (neurotransmiter pusat). Faktor lain yang sering menyertai adalah gangguan ereksi (impotensi atau disfungsi ereksi), kerusakan sistem saraf akibat pembedahan atau trauma pada penis (luka), ketergantungan narkotika dan obat yang digunakan untuk mengobati gangguan cemas dan gangguan emosi lainnya.
Penanganan ejakulasi dini (ED) biasanya dilakukan dengan metode pendekatan kombinasi, yakni menggunakan terapi behavioural (perilaku seksual) dan obat. Untuk terapi perilaku (behavioural) menggunakan teknik â?¢stop – startâ?¢ serta modifikasinya. Masturbasi sebelum berhubungan seks merupakan teknik yang digunakan banyak pria usia muda. Dari beberapa penelitian, angka kesuksesan dalam jangka pendek mencapai 50-60%. Lalu bisa juga pria penderita ED memberi tahu pasangannya untuk menghentikan rangsangan genital (alat kelamin) sampai sensasi akan orgasme berkurang bahkan menghilang. Rangsangan dilanjutkan kembali dan aktifitas dari siklus seksual (rangsangan hingga penetrasi) diulangi bila perlu.
Dari kedua pendekatan terapi kombinasi tadi yang terpenting adalah konseling untuk meningkatkan rasa percaya diri, karena beberapa keluhan dari ejakulasi dini yang bukan dikarenakan faktor biologis dapat diatasi dengan optimal tanpa terapi obat. Kenali keinginan dan kemampuan Anda dalam urusan seksual, jaga kesehatan dengan menerapkan gaya hidup sehat, rutin berolahraga serta cukup istirahat, maka Anda dapat mengontrol apa yang Anda inginkan. Semoga bermanfaat.