Dear Ibu Prita,
Perkenalkan nama saya Pradipta, 22 tahun. Saya mahasiswa semester 6 dan juga karyawan dengan gaji Rp3,2 juta per bulan (tidak termasuk lembur). Pengeluaran saya per bulan Rp1,3 juta sampai Rp1,5 juta. Saat ini saya memiliki tabungan di bank sebesar Rp15 juta.
Saya ingin membeli rumah sendiri 5 tahun mendatang. Rumah yang saya inginkan sekarang seharga Rp250 juta. Saya ingin berinvestasi untuk dapat membayar DP rumah. Pertanyaan saya:
1. Jika berinvestasi di reksa dana, reksa dana yang seperti apa?
2. Jika berinvestasi emas, sebaiknya emas logam mulia (24 karat) atau emas koin (dinar)?
3. Ataukah saya harus meminjam uang di bank untuk membeli sebidang tanah lalu tanah tersebut saya jual kembali 5 tahun ke depan.
Salam,
Pradipta
Mas Pradipta,
Mempersiapkan uang muka pembelian rumah untuk 5 tahun kedepan termasuk dalam tujuan finansial jangka menengah. Oleh karena itu, potensi imbal hasil yang dicari antara rata-rata 8% hingga 10% per tahun dengan risiko investasi sedang. Dari 3 alternatif investasi yang Anda tanyakan, saya berikan analisanya berikut ini.
Pertama, investasi melalui reksa dana. Jenis reksa dana yang sesuai untuk jangka waktu 5 tahun adalah reksa dana campuran. Reksa dana ini menginvestasikan dana Anda dalam pengelolaan portofolio yang terdiri atas produk pasar uang, obligasi, dan saham. Apabila profil risiko Anda termasuk agresif, maka Anda dapat memilih jenis reksa dana campuran. Untuk mengetahui komposisi strategi investasi reksa dana campuran, coba lihat di fund-fact sheet reksa dana. Perhatikan berapa alokasi persentase yang ditempatkan di obligasi dan saham. Keunggulan berinvestasi melalui reksa dana adalah dapat dimulai dengan dana minimal sebesar Rp100 ribu per bulan. Sehingga, cukup sesuai dengan kemampuan Anda.
Kedua, investasi melalui emas. Logam mulai dijual dengan satuan gram terkecil yaitu 1 gram. Sedangkan, koin dinar adalah emas 22 karat yang dijual dengan satuan 4.25 gram per keping. Keduanya memiliki keuntungan berinvestasi yang serupa karena tetap mengikuti harga emas dunia. Namun, perlu diketahui bahwa biaya cetak emas logam mulia untuk ukuran kecil lebih tinggi dibanding ukuran besar seperti 100 gram. Oleh karena itu, apabila dana investasi setiap bulan terbatas, pilihan investasi akan lebih optimal menggunakan koin dinar.
Ketiga, investasi melalui tanah. Risiko terbesar dari investasi di properti, seperti tanah atau rumah kurang likuid. Dengan jangka waktu 5 tahun, Anda tidak memiliki kepastian dapat segera melakukan penjualan tanah dengan harga yang diinginkan saat waktunya Anda membeli rumah. Banyak faktor yang mempengaruhi penjualan tanah, salah satunya adalah lokasi dan kecocokan dengan pembeli. Apalagi Anda mendapat beban cicilan tanah yang memiliki suku bunga lebih tinggi dari kredit tanah.
Diantara 3 opsi di atas, saya menyarankan Anda memilih investasi yang cukup likuid. Investasi dapat dilakukan setiap bulan secara berkala dan memberikan potensi imbal hasil di atas tingkat inflasi. Dengan target pembelian rumah senilai Rp250 juta harga hari ini, maka 5 tahun lagi kemungkinan harganya naik menjadi Rp400 juta-an. Uang muka pembelian rumah umumnya 30% dari harga rumah, atau sekitar Rp120 juta-an. Maka, dengan asumsi potensi imbal hasil 10% per tahun untuk 5 tahun kedepan, investasi per bulan yang sebaiknya dilakukan sebesar Rp. 1.5 juta. Selamat mencoba. Live a Beautiful Life!