Tahun 2016 tampaknya menjadi tahun yang cukup buruk bagi Samsung. Seperti kita ketahui bahwa insiden meledaknya Samsung Galaxy Note 7 sempat menggegerkan masyarakat dunia. Kejadian ini membuat perusahaan asal Korea Selatan tersebut rugi secara finansial dalam jumlah masif.
Namun kini, Samsung tidak ingin tinggal diam. Mengawali 2017, Samsung ingin menyudahi kabar simpang siur soal penyebab Galaxy Note 7 yang cepat panas dan berisiko meledak. Karena itu, mereka sedang melakukan investigasi akan hal ini.
Dilansir dari the next web yang mengutip media Korea Selatan JoongAng Ilbo, Samsung akan secara resmi membeberkan hasil investigasi mereka mengapa Samsung Galaxy Note 7 bisa meledak di beberapa perangkat. Samsung menyatakan bahwa hal ini akan diumumkan pada akhir Januari mendatang. Tentu ini akan menjawab tanda tanya yang merundung banyak pecinta gadget terkait insiden ini.
Hingga saat ini, masih belum ada pihak yang mengetahui secara jelas bagaimana hasil investigasi tersebut. Apakah insiden Galaxy Note 7 berasal dari komponen pada baterai, atau merupakan gabungan dari faktor-faktor lain? Belum ada yang bisa menjawab saat ini. Seperti dikutip dari Reuters, Samsung sendiri telah dimintai konfirmasi, tetapi masih irit bicara.
Seperti diketahui, Samsung menghentikan produksi dan penjualan Galaxy Note 7 pada Oktober 2016. Keputusan itu menyusul banyaknya laporan ledakan flagship tersebut. Bersamaan dengan itu, Samsung mengatakan bahwa pihaknya akan terus menyelidiki masalah pada Galaxy Note 7. Saat itu, tak ada target yang dipatok terkait kapan hasil investigasi bisa diketahui publik.
Galaxy Note 7 sempat mencatat angka pre-order tertinggi sepanjang sejarah ponsel Galaxy dari Samsung. Namun tanpa diduga, kiprahnya hanya sebentar. Harga saham Samsung pun terjun bebas 8 persen pasca-pengumuman penarikan Galaxy Note 7. Penurunan ini merupakan yang terbesar dalam 8 tahun terakhir.
Galaxy Note 7 Sempat Ganti Produksi Baterai
Hingga saat ini, apa yang menjadi penyebab baterai sebuah smartphone bisa terbakar meski telah diproduksi ulang masih menjadi misteri. Hal ini menjadi tanda tanya besar bagi para pecinta gadget, terlebih lagi Galaxy Note 7 merupakan jajaran flagship dari Samsung, di samping Galaxy S7 dan S7 Edge.
Dilansir dari Phone Arena, awalnya Samsung Galaxy Note 7 memang diketahui mengalami malfungsi dalam hal baterai. Dugaan awal Samsung, baterai yang diproduksi Samsung sendiri yang berpotensi terbakar.
Akhirnya, sebuah perusahaan produsen baterai asal China, ATL, dipilih untuk memproduksi baterai pengganti dari seluruh Samsung Galaxy Note 7 yang dikembalikan. Sebelumnya, ATL memproduksi 30 persen dari baterai Galaxy Note 7, dan tak ada laporan meledak.
Setelah proses penukaran, Galaxy Note 7 tetap dilaporkan terbakar baterainya. Hal ini memicu prediksi lain mengapa phablet ini tak bisa lepas dari masalah ledakan.
Berbagai pendapat pun akhirnya muncul. Asisten Profesor teknik mesin di Carnegie Mellon University, Venkat Viswanathan menyatakan, penyebab munculnya ledakan di Galaxy Note 7 adalah sistem kontrol voltase dari baterainya. Voltase yang tak terkontrol menyebabkan besar aliran listrik tak sesuai, dan menyebabkan konslet. Ia juga menyatakan bahwa faktor lainnya adalah material dengan kualitas yang buruk dalam baterainya.
Di lain pihak, seorang direktur dari Future Batteries Research Center, Cho Jae-Phil menyatakan bahwa memproduksi baterai dalam jumlah banyak untuk pengganti, adalah hal yang cukup berisiko. Dalam waktu yang cukup singkat, memproduksi baterai membuat isu pengendalian mutu berupa kerusakan apapun pada baterai yang tak bisa dipungkiri.
Jadi, kita tunggu saja bagaimana hasil investigasi dari Samsung nantinya.