Home  »  News   »  
News

Sempat “Hits”, Google Coba Bangkitkan Kembali Google Glass

Google Glass [Foto: Forbes]
Sembari mengingat-ngingat, mungkin sebagian dari Anda justru pangling dengan teknologi dari Google yang satu ini. Jika Anda terasa kurang familiar, agak dimaklumi karena memang Google Glass tidaklah sepopuler dari Oculus Rift, Microsoft HoloLens, dan beberapa produk pengusung virtual atau augmented reality zaman sekarang. Padahal sejatinya, Google Glass bisa disebut sebagai tonggak berdirinya realitas buatan yang hari ini juga semakin populer di konsumen luas, dari para gamers hingga kreator konten digital.

Sayangnya, proyek yang versi perdananya sempat rilis pada Februari 2013 silam tersebut justru mangkrak. Sempat hiatus dari awal tahun 2015, kabarnya proyek Google Glass akan diteruskan lagi pada tahun ini. Diharapkan, Google Glass edisi terbaru nantinya tak cuma mampu meningkatkan penampilan pemakainya supaya terlihat lebih futuristik, tapi juga mengusung beberapa penyegaran pada sisi firmware dan piranti lunak nya.

Melansir ArsTechnica, XE-23 diproyeksikan akan jadi update dari sistem operasi milik Google Glass pada tahun 2017 ini. Jika pada purwarupa yang sudah diproduksi pada tahun 2015, kabarnya model terbaru tahun 2017 ini sudah mengurangi bugs dan kesalahan saat Google Glass dipakai oleh penggunanya. Selain itu Google Plus juga memungkinkan pemiliknya untuk bisa melakukan pemasangan device Bluetooth serta penambahan seperti tetikus dan keyboard.


Sebagai produk dari Google, kacamata pintar berplatform Android ini akan juga menggunakan MyGlass App, melengkapi Android 5.1 yang terinstal di dalamnya. Lebih jauh lagi ternyata Google pun memungkinkan supaya pemiliknya bisa melakukan sinkronisasi antara smartphone dengan Google Glass ini. Sayang, fungsi sinkronisasi ini masih belum terlalu jelas fungsinya apa, namun jika diperkirakan bisa jadi sinkronisasi yang dimungkinkan oleh Google pada akhirnya akan mencakup jam, sinkronisasi cuaca, pendataan email, ataupun juga fungsi dari Google Drive seperti yang sudah diterapkan pada email lewat smartphone.

Google Glass sendiri kemungkinan bakal tetap mengusung desain kacamata casual seperti kacamata baca maupun kacamata gaya lainnya, dengan tampilan yang simpel dan sederhana serta tidak terlalu menonjol Jika dilihat secara sekilas. Namun fungsi dari panel sebelah kanan akan tetap bisa menjadi satu pembeda dengan kacamata yang lainnya. Selain itu, interface yang akan muncul di kaca tepat didepan mata juga akan tetap eksis dengan jarak ideal dengan lensa mata itu sendiri. Bisa dibilang bahwa Google Glass ini juga jadi alternatif Android Wear, karena fungsi dan fokus mekanismenya relatif serupa.

Tapi sejatinya Google Glass tidak diluncurkan maupun diperbaharui tahun ini dengan jalan yang mulus, karena Google Glass sendiri sempat beberapa kali tersandung-sandung dan mendapatkan kritik yang cukup pedas dari beberapa pihak. Setidaknya ada kontroversi mengenai Google Glass yang memiliki kelemahan pada masalah security dan hak privasi. Pada tahun 2013, Google Glass juga sempat tersandung masalah privasi hak rekam kepada orang lain yang dianggap agak mengganggu, terutama jika orang disekitarnya tidak mengetahui bahwa Google Glass bisa merekam tanpa sepengetahuan orang lain. Tak cuma itu, Google Glass juga sempat dikritik karena akan berpotensi menimbulkan bahaya jika digunakan oleh orang yang sedang mengendarai kendaraan bermotor. Sebab, interface yang muncul pada lensa berpotensi membuat fokus dari pengendara terpecah.

Akan tetapi kalau Google Glass terbaru nantinya mampu menjawab ekspektasi akan teknologi wearable gadget yang kian canggih, meredam konflik sosial yang berpontensi ditimbulkannya, serta memiliki pemutakhiran dan penyesuaian sehingga bugs dan kesalahan bisa direduksi, bukan tidak mungkin banyak penduduk Bumi dalam satu hingga tiga tahun ke depan bisa mencicipi dulu teknologi yang lebih cocok dilahirkan di masa depan ini.