Ada kabar buruk bagi pengguna fitur sinkronisasi pada browse Opera. Baru-baru ini Opera memperingatkan para penggunanya bahwa sistem sinkronisasi nya telah dibobol oleh peretas yang tak dikenal. Sebagai akibatnya, data milik kira-kira 1,7 juta pengguna Opera terancam keamanannya.
Fitur sinkronisasi Opera ini sendiri memungkinkan penggunanya untuk mengsinkronisasikan data pada browser dan setelan pengaturan di berbagai perangkat. Opera menyebutkan bahwa total pengguna aktif fitur Opera sync ini kurang dari 0,5 persen dari jumlah pengguna browser Opera yang mencapai 350 juta orang.
Dalam pernyataannya, perusahan asal Norwegia ini menyebutkan bahwa password dan informasi akun beberapa pengguna fitur sinkronisasinya diperkirakan telah bocor ke tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Karena ini, Opera menyarankan kepada pengguna layanannya untuk mengganti password di semua situs pihak ketiga.
“Meskipun kami hanya menyimpan password yang terenkripsi (khusus bagi password yang disinkronisasikan) … dalam sistem ini, kami telah mereset ulang semua password akun Opera sync sebagai langkah pencegahan,” tulis Opera dalam blognya. “Kami telah mengirimkan email ke semua pengguna Opera sync terkait masalah ini dan meminta mereka untuk mengubah password akun Opera sync mereka … dan menganjurkan untuk mereset ulang setiap password di situs pihak ketiga yang telah disinkronisasikan pada layanan ini.”
Sementara itu, para pengguna Opera lainnya yang tidak menggunakan fitur Opera sync bisa tenang dan tidak perlu mengubah passwordnya.
Akhir-akhir ini, kasus peretasan yang mengancam keamanan dan privasi pengguna kerap menghantui industri penyedia layanan online. Minggu lalu saja, Dropbox mengumumkan bahwa mereka telah mereset password seluruh pengguna layanannya yang belum pernah mengganti passwordnya sejak pertengahan tahun 2012. Langkah pencegahan ini dilakukan setelah Dropbox menemukan adanya kebocoran informasi akun pengguna lamanya pada kasus peretasan yang terjadi empat tahun lalu.