Menurut Zhang Ting, seorang application engineer dari National Supercomputer Center Tiongkok, produk akhirnya sendiri diperkirakan baru akan tersedia dan siap digunakan pada tahun 2020. Selain memiliki performa kalkulasi yang lebih cepat, superkomputer itu juga diklaim akan memiliki efisiensi transmisi data yang lebih baik dari sebelumnya. Ia juga menambahkan bahwa penggunaan komputer exascale untuk komputasi cloud dan aplikasi data besar bisa sangat membantu Tiongkok dalam menciptakan banyak inovasi baru dan program-program berteknologi tinggi.
Sejauh ini, Tiongkok merupakan rumah dari Sunway TaihuLight, superkomputer tercanggih di dunia yang memiliki performa 93 petaflop. Itu artinya, komputer ini bisa melakukan 93.000 trilyun kalkulasi per detik. Tidak hanya itu saja, setidaknya 167 dari 500 superkomputer tercepat di dunia dimiliki oleh Tiongkok. Jika superkomputer exascale tersebut sudah berhasil beroperasi, maka secara otomatis ia akan memantapkan posisi Tiongkok sebagai manufaktur komputer terdepan di dunia.
Tiongkok bukanlah satu-satunya negara yang aktif mengembangkan superkomputer. Amerika Serikat dikabarkan tengah mengembangkan beberapa superkomputer bernama Summit dengan performa yang mencapai 200 petaflop. Superkomputer yang dikembangkan di Oak Ridge National Lab ini rencananya akan hadir pada tahun 2018. Selain itu, Jepang juga dikabarkan akan menyuntikkan dana yang mencapai 19,5 milyar yen (setara Rp 2,2 triliun) guna mengembangkan sebuah superkomputer berkekuatan 130 petaflop.