Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

Waspadai 5 Penyakit yang Butuh Biaya Besar

Pada tahun 2013 lalu, Kementerian Kesehatan merilis daftar jenis-jenis penyakit yang membutuhkan biaya besar, lima di antaranya adalah haemodialisa (cuci darah), kanker, TBC,  thalassemia (kelainan sel darah merah), dan jantung. Tingkat kemahalan tersebut dihitung dari nilai total rawat jalan dan rawat inap dari semua kejadian terkait penyakit tersebut di Indonesia selama tahun 2012 (liputan6.com, 19 Maret 2013)

Sementara itu, jika menilik kondisi di Amerika, Center for Disease Control and Prevention (CDC), menyebutkan jenis jenis penyakit dengan biaya termahal, dihitung dari total biaya perawatan di rumah sakit di Amerika Serikat dalam kurun waktu tertentu. Penyakit jantung dan stroke, pada tahun 2010 disebutkan telah menghabiskan dana sekitar US$315,4 miliar. Sementara itu, penyakit diabetes pada tahun 2012 disebutkan telah menghabiskan dana perawatan sekitar US$245 miliar. Kemudian sakit kanker disebut pada tahun 2010 menghabiskan dana sekitar US$157 miliar. Penyakit yang terkait dengan obesitas disebutkan juga telah menghabiskan dana sekitar US$147 miliar pada tahun 2008.   

Lantas, apa yang perlu dilakukan bila kita berisiko terkena salah satu penyakit tersebut? Menurut perencana keuangan Rakhmi Permatasari, kalau memang risiko penyakit yang dihadapi cukup tinggi dan secara aset tidak mencukupi untuk pengobatannya, memiliki polis asuransi penyakit kritis perlu dipertimbangkan (kontan.co.id, 23 Desember 2011).


Namun, apakah Anda benar-benar butuh asuransi penyakit kritis? Menurut perencana keuangan  Mike Rini, kebutuhan akan asuransi penyakit kritis bisa dilihat dari riwayat kesehatan keluarga dan gaya hidup Anda. Menurut Mike, asuransi penyakit kritis terdiri dari dua jenis yakni asuransi penyakit kritis yang berdiri sendiri tanpa harus memiliki asuransi utama dan asuransi penyakit kritis sebagai asuransi tambahan (riders). Mike mengatakan, asuransi dengan riders biasanya dibutuhkan untuk mengakumulasi dana darurat atau mengantisipasi ketidakmampuan mendapatkan penghasilan selama seseorang sakit kritis. Sedangkan asuransi kritis murni dibutuhkan jika seseorang memang diketahui berpotensi memiliki penyakit kritis (kontan.co.id, 23 Desember 2011).

Tapi perlu dipahami, bahwa jika memang Anda berisiko terkena penyakit kritis tertentu, perusahaan asuransi biasanya akan memberikan harga premi yang lebih tinggi dari harga standar. Sebab, makin tinggi risiko seseorang terkena penyakit tertentu, makin besar pula kemungkinan perusahaan asuransi tersebut harus menanggung biaya untuk pengobatan jika tertanggung benar-benar menderita penyakit tersebut. Untuk itulah, beberapa perusahaan asuransi akan mensyaratkan adanya pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui kondisi calon tertanggung.

Bagikan artikel ini melalui fitur jejaring sosial dan berikan komentar Anda tentang pengalaman Anda untuk mengantisipasi jenis jenis penyakit yang berbiaya besar.