Halo Mbak Prita,
Saya pekerja PNS dengan gaji Rp 3.000.000,- per bulan. Istri saya juga bekerja sebagai PNS dengan gaji Rp 2.000.000,- per bulan. Kami memiliki penghasilan tambahan Rp 2.500.000,- juta per bulan. Anak kami tiga orang (anak pertama kelas 5 SD, anak kedua TK, dan anak ketiga masih berusia 3 tahun).
Kami memiliki angsuran cicilan KTA Rp 1.300.000,- juta per bulan selama 8 tahun, MBS Rp 900.000,- per bulan selama 9 tahun, KPR Rp 1.500.000,- per bulan selama 15 tahun, ansuran motor Rp 270.000,- per bulan sisa 1 tahun, kredit Adira Rp 170.000,- per bulan selama 1 tahun, pinjaman Pegadaian Rp 10.000.000,- dan SPP anak Rp 3.350.000,- per bulan. Bagaimana perencanaan keuangan keluarga yang tepat agar kami bisa terbebas dari seluruh utang tersebut?
Salam,
Tanwir
Halo Pak Tanwir,
Cicilan utang yang terlalu besar memang akan memberatkan kesehatan keuangan. Oleh karena itu, saya merekomendasikan perencanaan keuangan keluarga dimana jumlah cicilan utang bulanan harus sesuai jumlah pendapatan. Proporsi ideal cicilan utang adalah maksimal 35% dari total pendapatan rutin atau bulanan.
Dengan pendapatan total sebesar Rp 7.500.000,- per bulan, maka cicilan utang Anda idealnya tidak lebih dari Rp 2.625.000,-. Mari kita hitung total dana yang Anda bayarkan per bulan sebagai cicilan utang.
Jenis Utang | Cicilan per Bulan | Jangka Waktu Tersisa |
Angsuran KTA | Rp 1.300.000 | 8 tahun |
MBS | Rp 900.000 | 9 tahun |
KPR | Rp 1.500.000 | 15 tahun |
Angsuran Motor | Rp 270.000 | 1 tahun |
Angsuran Adira | Rp 170.000 | 1 tahun |
Total Cicilan per Bulan | Rp 4.140.000 |
Total cicilan utang yang harus Anda bayarkan adalah sebesar Rp 4.140.000,-. Ditambah dengan SPP yang harus dibayarkan rutin sebesar Rp 3.350.000,- maka total biaya rutin (di luar kebutuhan hidup) yang harus Anda keluarkan per bulan adalah sebesar Rp 7.490.000,-. Selain itu, ada utang Pegadaian sebesar Rp 10.000.000,-.
Dengan kondisi tersebut, perencanaan keuangan keluarga Anda kurang sehat karena pengeluaran lebih besar dari pendapatan. Masalah cicilan utang merupakan masalah terbesar yang perlu diatasi. Berikut solusi yang bisa Anda lakukan:
1. Buat prioritas utang. Utang yang baik adalah utang produktif jangka panjang untuk membeli aset, misalnya KPR. Utang konsumtif biasanya ditandai dengan bunga yang tinggi. Utang konsumtif dengan bunga tinggi dan jangka waktu lebih pendek bisa diprioritaskan untuk segera dilunasi.
2. Periksa apakah masih ada aset berharga, seperti emas batangan, perhiasan, atau alat elektronik yang mungkin dapat dijual untuk mengurangi utang. Lunasi sebagian utang berdasarkan prioritas yang telah Anda lakukan di langkah sebelumnya.
3. Dengan kondisi kesehatan keuangan keluarga Anda saat ini, uang sekolah anak terlalu mahal karena mencapai 45% dari pendapatan bulanan. Anggaran pengeluaran anak (termasuk SPP) idealnya maksimal 10% dari total pendapatan, per anak per bulan.
4. Anda perlu melakukan financial check up untuk mengetahui kesehatan keuangan, lalu membuat perencanaan keuangan keluarga yang lebih bijak agar tidak besar pasak daripada tiang. Saat masalah cicilan telah teratasi, pengaturan keuangan perlu segera dilakukan. Selain biaya untuk kebutuhan hidup, cicilan utang dan SPP anak, Anda perlu mengalokasikan dana untuk Dana Darurat, Dana Pendidikan Anak, dan Dana Pensiun sedini mungkin.