Hai Dokter,
Saya seorang kepala rumah tangga berusia 40 tahun dengan tinggi 170 cm dan berat 55 kg. Belakangan saya sering merasa sakit di daerah pinggang. Jika berdiri lama, pinggang langsung terasa sakit. Saya sering mengangkat benda berat dalam aktivitas sehari-hari. Apakah ini adalah faktor usia atau ada yang salah dengan urat saya? Bagaimana menjaga kesehatan tubuh khususnya daerah pinggang? Terima kasih.
Salam,
Penta Kostafani
Jawaban :
Hai Bapak Penta,
Keluhan nyeri merupakan keluhan kesehatan yang cukup sering dialami salah satunya adalah keluhan nyeri punggung bawah (NPB). Di mana nyeri bisa juga dirasakan pada otot, syaraf, tulang dan jaringan lainnya mulai dari punggung, pinggang, tulang ekor, bokong, paha atas sampai kaki. Nyeri yang dirasakan bisa bersifat lokal (hanya berada ditempat terjadiya kelainan atau satu titik) atau perjalaran radiks (mengikuti perjalanan syaraf sehingga rasa nyeri juga dirasakan tempat lain). Dari perjalanan penyakit dikategorikan sebagai akut (kurang dari 12 minggu), sub akut (612 minggu) dan kronik (lebih dari 12 minggu).
Nyeri punggung bawah menurut penyebabnya diklasifikasikan sebagai berikut:
- NPB traumatik (karena trauma), setiap hari beribu-ribu orang mendapat trauma, mengingat masih banyak yang kurang menjaga kesehatan tubuh seperti gizi kurang baik dengan kondisi kesehatan badan yang kurang optimal. Keadaan tubuh tidak optimal karena kegemukan, terlalu banyak duduk dan terlalu kaku karena tidak mengadakan gerakan-gerakan untuk mengendurkan urat dan ototnya. Trauma karena komponen keras misalnya jatuh terduduk dari kursi pendek atau mengangkat benda-benda baik itu yang berat atau salah posisi dalam mengangkatnya, trauma karena olahraga.
- NPB akibat proses degeneratif, karena proses perjalanan usia, contohnya : Spondilosis (perubahan bentuk dari tulang belakang), Hernia Nukleus Pulposus (HNP) yakni pembengkakan sampai robeknya jaringan syaraf dan kantung cairan yang terdapat pada daerah tulang ekor, dan lain-lain.
- NPB akibat penyakit inflamasi, salah satu contohnya : Artritis rematoid (penyakit karena daya tahan tubuh sendiri yang menyerang persendian tulang) .
- NPB akibat gangguan metabolisme, seperti : Osteoporosis (penyakit metabolik tulang yang ditandai oleh menurunnya massa tulang).
- NPB akibat neoplasma (keganasan), seperti : Tumor benigna (tumor jinak)
Berbagai keluhan penyakit tentunya mempunyai faktor pencetus. Untuk Nyeri Punggung Bawah dicetuskan oleh berbagai faktor di antaranya:
a) Usia, biasanya diderita oleh orang berusia lanjut karena penurunan fungsi-fungsi tubuhnya terutama tulangnya sehingga tidak lagi elastis seperti diwaktu muda. NPB meningkat pada pasien yang semakin tua, tetapi ketika mencapai usia sekitar 65 tahun resiko akan berhenti meningkat. Tetapi saat ini sering ditemukan orang berusia muda sudah terkena NPB. Bahkan anak-anak dan remaja saat ini ini semakin beresiko mengalami nyeri punggung akibat kurang peduli dalam menjaga kesehatan tubuh, jarang olahraga serta menghabiskan terlalu banyak waktu membungkuk di depan komputer atau membawa tas sekolah yang berat dari dan ke sekolah
b) Jenis Kelamin, Laki-laki dan perempuan memiliki resiko yang sama terhadap keluhan nyeri punggung bawah sampai umur 60 tahun. Namun pada kenyataannya jenis kelamin seseorang dapat mempengaruhi timbulnya NPB, karena pada wanita keluhan ini lebih sering terjadi misalnya pada saat mengalami siklus menstruasi, selain itu proses menopause juga dapat menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat penurunan hormon estrogen sehingga memungkinkan terjadinya NPB.
c) Obesitas, berat badan yang berlebih, risiko timbulnya NPB lebih besar, karena beban pada sendi penumpu berat badan akan meningkat, sehingga dapat memungkinkan terjadinya NPB.
d) Pekerjaan, yakni kerja fisik berat, penanganan dan cara pengangkatan barang, gerakan berulang, posisi atau sikap tubuh selama bekerja, getaran, dan kerja statis. Oleh karena itu, riwayat pekerjaan sangat diperlukan dalam penelusuran penyebab NPB.
e) Faktor Psikososial, contoh kecemasan, depresi, stress, tanggung jawab, ketidakpuasan kerja, mental, stress di tempat kerja yang berlebihan.
f) Merokok, diperkirakan hal ini disebabkan oleh penurunan pasokan oksigen dan berkurangnya oksigen darah akibat nikotin terhadap penyempitan pembuluh darah arteri.
Penanganan nyeri punggung bawah (NPB) secara umumnya bervariasi. Pada umumnya, dalam kondisi biasa nyeri akan hilang dengan sendirinya selepas beberapa hari tanpa memerlukan pengobatan, tetapi tidak selalu. Aturan untuk penanganan nyeri, di Indonesia, Departemen Kesehatan telah mengeluarkan upaya pelayanan kesehatan primer pada masyarakat tersebut yang diatas meliputi, peningkatan kesehatan (promotif), upaya pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif).
Untuk pencegahan terjadinya NPB yakni pencegahan tingkat pertama dimana dengan menjaga kesehatan tubuh secara umum untuk mempertahankan orang yang sehat (tetap memiliki faktor resiko) agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Pencegahan primer dapat dilakukan dengan cara :
Lakukan aktivitas yang cukup dan jangan dipaksakan atau tidak terlalu berat.
Selalu duduk dalam posisi yang tepat seperti duduk harus tegap, sandaran tempat duduk harus tegak lurus, tidak boleh melengkung.
Jangan terlalu lama duduk. Untuk orang normal, cukup satu setengah jam hingga dua jam. Setelah itu, sebaiknya berdiri dan lakukan peregangan dan duduk lagi lima menit kemudian.
Jangan membungkuk ketika berdiri atau duduk.
Jika tidur, pilih tempat tidur yang baik, misalnya yang memiliki matras (kasur) yang kuat (firm), sehingga posisi tidur tidak melengkung. Yang paling baik adalah tidur miring dengan satu bantal di bawah kepala dan dengan lutut yang dibengkokkan. Bila tidur terlentang sebaiknya diletakkan bantal kecil di bawah lutut.
Pencegahan sekunder merupakan upaya untuk menghindarkan komplikasi dan mengurangi ketidakmampuan pada orang yang telah sakit. Pencegahan sekunder ini bisa dimasukkan kedalam pengobatan. Pada dasarnya dikenal dua tahapan terapi NPB yakni konservatif dan operatif. Terapi konservatif meliputi rehat baring (bed rest), mobilisasi, medikamentosa dan fisioterapi. Pada rehat baring, penderita harus tetap berbaring di tempat tidur selama beberapa hari dengan sikap tertentu. Tidur di atas tempat tidur dengan alas keras dan atau bisa juga dengan posisi semi Flowler (mempertahankan lengkung bentuk tulang belakang). Mobilisasi, pada fase permulaan, mobilisasi dilakukan dengan bantuan korset. Manfaat pemakaian korset adalah untuk membatasi gerak, mengurangi aktivitas otot (relaksasi otot), membantu mengurangi beban terhadap tulang belakang dengan peninggian tekanan intra abdominal (dalam perut). Medikamentosa (dengan obat), ada dua jenis obat dalam tatalaksana NPB yakni obat yang bersifat simtomatik (gejala) dan yang bersifat kausal (penyebab). Pada fisioterapi, biasanya dalam bentuk diatermi (pemanasan dengan jangkauan permukaan yang lebih dalam) dan pijatan.
Untuk pencegahan Tersier, bertujuan untuk mengurangi komplikasi dan mengadakan rehabilitasi. Rehabilitasi bertujuan untuk mengembalikan fungsi fisik dan menolong penderita NPB agar lebih memperhatikan cara mengatasi masalah dan dapat menjalani kehidupan yang lebih normal dengan menjalani dan menjaga kesehatan tubuh dengan cara:
a) Selama masa penyembuhan sebaiknya penderita NPB menghindari pekerjaan atau aktivitas berat.
b) Menghindari masala
h psikis misalnya depresi, kecemasan, atau stress yang dapat memicu atau memperberat kembali terjadinya NPB.
h psikis misalnya depresi, kecemasan, atau stress yang dapat memicu atau memperberat kembali terjadinya NPB.
c) Bagi penderita NPB yang mengalami obesitas sebaiknya melakukan diet untuk menurunkan berat badan.
d) Olahraga untuk tulang punggung .
e) Membiasakan diri dengan postur tubuh dan sikap tubuh yang benar.
Semoga informasi ini bermanfaat. Terimakasih.
Salam,
dr. Ryan Thamrin