Gadget sudah menjadi barang yang tak bisa lepas dari keseharian banyak orang. Tidak hanya orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Sebuah survei menyatakan, hampir setengah dari anak-anak remaja saat ini bergantung pada smartphone atau tablet.
Hal ini diutarakan oleh para orangtua dalam sebuah survei. Dilansir dari WA Today, penelitian melalui polling ini dilakukan ComRes untuk saluran televisi Channel 4 News. Hasil survei tersebut menunjukkan, sekitar 47 persen dari orangtua mengatakan bahwa anak mereka kebanyakan menghabiskan waktu seharian bersama gadget. Sedangkan 43 persen lainnya mengaku, anak mereka telah memiliki ikatan emosi dengan perangkat mobile yang dimiliki.
Survei itu juga mengungkapkan, lebih dari setengah orangtua yang menjadi responden dalam polling itu, khawatir dengan tingkat publikasi konten seksual yang dilayangkan di gadget anak mereka. 52 persen orang tua bahkan khawatir jika anak-anak mereka mau bertemu dengan orang asing yang ditemui di dunia maya.
“Dari survei itu, rata-rata anak menghabiskan waktu lebih dari tiga jam untuk berkutat di depan layar gadget. Biasanya mereka bermain games, melihat video atau YouTube, dan berinteraksi di media sosial,” ujar Profesor Sonia Livingstone dari London School of Economic.
Menurut Livingstone, kekhawatiran ini memang cukup beralasan. Hal ini diibaratkan penggunaan perangkat tanpa panduan. Masyarakat, terutama anak-anak itu, diberikan perangkat berupa internet namun tidak disertai dengan panduan apa yang boleh diakses dan tidak, berapa lama menghabiskan waktu di internet, dan bagaimana bersikap atau berinteraksi di dunia maya.
Polling ini melibatkan lebih dari 1.056 orangtua yang memiliki anak berusia di bawah 18 tahun. Sebanyak 59 persen dari para orangtua itu juga mengaku menggunakan perangkat sebagai bentuk ‘hukuman atau penghargaan’.
Berapa Waktu yang Ideal dalam Menggunakan Gadget?
Menggunakan gadget secara berlebihan bisa berdampak negatif bagi penggunanya. Lantas, berapa waktu yang ideal dalam menggunakan gadget? Peneliti dari University of Oxford mencoba menjawabnya. Menurut mereka, orangtua tidak perlu paranoid ketika tahu gadget bisa berdampak buruk bagi tumbuh kembang remaja atau menghancurkan kemampuan bersosialisasi mereka.
Jika dipergunakan dalam durasi tertentu, manfaat gadget masih bisa dirasakan. Kesimpulan ini diperoleh peneliti setelah menganalisis data waktu rata-rata yang dihabiskan remaja dengan gadget-nya serta kaitannya dengan tingkat kesejahteraan mental mereka.
Sebanyak 120.115 responden berusia 15 tahun diamati oleh peneliti untuk keperluan studi ini. Mereka mengamati kegiatan para remaja tersebut, mulai dari menonton TV, bermain komputer dan game konsol, menggunakan komputer untuk internet dan mengecek surel, hingga memakai ponsel pintar untuk bermain media sosial.
Hasilnya, 99,9 persen responden mengaku melakukan lebih dari satu aktivitas dan menggunakan lebih dari satu perangkat dalam kesehariannya, meskipun smartphone dilaporkan sebagai gadget yang paling populer digunakan.
Dan ternyata hasilnya pun seperti dugaan peneliti. Para remaja menghabiskan lebih banyak waktu untuk online di akhir pekan, dibandingkan hari biasa. “Data juga memperlihatkan, seiring dengan makin lamanya menggunakan gadget, maka tingkat kesejahteraan remaja meningkat. Namun, hanya sampai poin tertentu saja,” ungkap peneliti, seperti dilansir dari Telegraph. Di luar dari itu, tingkat kesejahteraan responden akan menurun.
Peneliti memperhitungkan, durasi ideal untuk melakukan aktivitas online dalam sehari adalah 257 menit atau sekitar 4 jam 17 menit. Dengan durasi tersebut, peneliti meyakini remaja tidak hanya memiliki kemampuan yang mumpuni dalam hal teknologi, tetapi juga bisa bersosialisasi. Jika di atas 4 jam 17 menit, maka gadget dianggap mampu mengganggu kinerja otak remaja.
“Jika gadget digunakan sesuai kadarnya, ini tidak akan berpengaruh,” kata Andrew Przybylski, ketua tim peneliti.
Ketika gadget digunakan di akhir pekan, dipastikan dapat memicu ‘bahaya’ pada remaja. Melalui studi ini, Andrew mencoba mempertegas hasil-hasil studi sebelumnya. Dimana, sebelumnya cenderung menyepelekan kaitan antara penggunaan gadget dengan kesejahteraan mental remaja.
Nah, apakah Anda termasuk gadget freak? Semoga hasil penelitian ini bisa membantu Anda untuk lebih menggunakan gadget secara bijak.