Ada sebuah pernyataan: Di masa depan, Mars merupakan planet kedua yang bisa menjadi tempat tinggal manusia. Lantas, apakah itu hanya angan belaka atau sebaliknya?
Menanggapi hal tersebut, berbagai tokoh terkenal pun telah mendukung soal ‘kebutuhan’ hijrah ke Mars. Tokoh tersebut antara lain astronot dan salah satu pria yang pertama kali ke bulan bernama Buzz Aldrin, ilmuwan Stephen Hawking, Bill Nye, dan Neil deGrasse Tyson, hingga ilmuwan sekaligus pendiri SpaceX, Elon Musk.
Namun, muncul pula kritik bahwa misi hijrah ke Mars hanya menghabiskan sekitar bilyunan dolar Amerika Serikat atau triliunan rupiah. Pendapat berlawanan ini kerap muncul, karena manusia lebih fokus kepada apa yang akan terjadi esok hari dibandingkan 100 tahun ke depan.
Dalam hal ini, Mars bisa menjadi jawaban. Bahkan, Stephen Hawking mengatakan apabila manusia ingin bertahan hingga jutaan tahun, mereka harus pergi ke tempat tak terjamah dengan penuh keberanian.
Elon Musk mengungkapkan rencana besar untuk membangun pemukiman manusia di Mars. Musk berpendapat, memindahkan orang dari Bumi ke Mars atau sebaliknya, mungkin dilakukan dalam satu dekade atau lebih. Tak lama setelah masa itu, mungkin 40 atau seratus tahun mendatang, Mars akan menjadi rumah bagi koloni jutaan manusia yang mandiri.
Lantas, apa saja alasan yang membuat manusia harus bisa menghuni Planet Mars? Dilansir dari business insider, berikut adalah ulasannya.
Menjamin Keselamatan Spesies Manusia
Bumi menjadi satu-satunya planet yang dihuni oleh manusia. Jika kita melihat sejarah, bertahannya sebuah spesies di Bumi dianggap sulit dan tidak terjamin. Sebut saja dinosaurus, mereka telah hadir di Bumi selama 165 juta tahun. Namun, di zaman mereka hanya menyisakan fosil karena lenyap oleh beberapa asumsi seperti asteroid raksasa.
Karena itu apabila manusia ditempatkan di dua planet, maka muncul sebuah jaminan dalam keselamatan spesies. Kita bisa bertahan lebih lama, menjaga eksistensi dari ribuan hingga jutaan tahun.
Lalu, mengapa Mars menjadi planet ideal kedua setelah Bumi? Karena satu hari berlangsung kurang lebih sama dengan Bumi dan memiliki air es di permukaannya. Selain itu, Mars menjadi pilihan terbaik dibandingkan Venus dan Merkurius yang terlalu panas, serta Bulan yang tidak memiliki atmosfir untuk melindungi kita dari meteor.
Temukan Mahluk Hidup di Mars
Sebuah penemuan penting yang dapat ditemukan oleh para ilmuwan adalah menentukan apakah kehidupan kini hadir di Mars. Untuk mengetahui dengan jelas, kita harus bisa menggali lebih dalam dibandingkan robot beroda yang dimiliki oleh NASA.
Oleh sebab itu, teori muncul yaitu kehidupan tidak muncul dari Bumi, melainkan dari Mars. Teori kehidupan Mars berpendapat bahwa bebatuan yang kaya akan mikroorganisme telah dilepaskan dari permukaan planet akibat tubrukan kuat hingga sampai ke Bumi melalui luar angkasa.
Walaupun hingga kini belum ada yang mengandung mahluk hidup, teori ini diperkuat dengan kehadiran bebatuan asal Mars di Bumi.
Kualitas Kehidupan di Bumi Meningkat
Alexander Kumar, seorang doktor yang menuliskan artikel tentang pro dan kontra pengiriman manusia ke Mars di tahun 2012. Ia menyatakan bahwa hanya dengan mendorong umat manusia hingga batasnya, menuju dasar samudra dan luar angkasa, maka manusia bisa menghasilkan penemuan dalam sains dan teknologi yang bisa diadaptasi untuk meningkatkan kehidupan di Bumi.
Menginspirasi Generasi Berikutnya
Mengapa kita harus ke Mars? Neil deGrasse Tyson mengatakan, tujuannya adalah untuk menginspirasi generasi berikutnya yang juga akan terlibat dalam penjelajahan antariksa. Para pelajar akan bercita-cita untuk menjadi ilmuwan, insinyur, teknolog, dan pakar matematika. Aspirasi manusia untuk mengeksplorasi luar angkasa inilah yang akan menjadi penggerak menuju inovasi teknologi. Tentunya akan membantu umat manusia dalam berbagai hal.
Jadi, apakah Anda setuju jika manusia hijrah ke Mars?