Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

Cara Memilih Makanan Kemasan

Pernahkah Anda masuk ke sebuah pasar swalayan dan masuk ke bagian yang menjual makanan? Coba hitung, berapa banyak makanan segar jika dibandingkan dengan makanan yang dijual dalam bentuk kemasan. Hampir bisa dipastikan, makanan kemasan jumlahnya lebih banyak daripada makanan segar.

Memang, saat ini dengan mudah kita menjumpai aneka jenis makanan dalam berbagai kemasan. Selain praktis, makanan kemasan dianggap lebih awet sehingga pemakaiannya bisa lebih tahan lama.

Bahan kemasan makanan bermacam-macam. Ada yang berbahan plastik, kertas, kaleng, atau bahan lainnya. Biasanya, masing-masing makanan kemasan terdapat beberapa keterangan yang berhubungan dengan isi kemasan maupun jenis kemasannya. Lantas, apa saja yang perlu Anda perhatikan terkait dengan makanan kemasan agar terhindar dari jenis jenis penyakit tertentu? Berikut beberapa di antaranya:

 

Baca kode daur ulang

Bahan kemasan plastik biasanya dilengkapi dengan kode daur ulang. Hal ini memudahkan pabrik untuk mendaur ulang plastik sejenis. Tapi kode-kode tersebut ada artinya. Misalnya saja kode PET dengan angka 1 di kemasan air mineral atau minyak goreng. PET adalah kependekan dari polyethylene terephthalate. Kemasan ini hanya boleh sekali pakai. Menurut dr. Kartika Ratna Pertiwi, M. Biomed.Sc dari Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta, bila sering dipakai, apalagi untuk menyimpan air panas, akan menyebabkan lapisan polimer yang mengandung dioksin pada botol tersebut meleleh. Lelehan dioksin akan mengeluarkan zat karsinogenik, yakni zat yang dalam jangka panjang bisa menyebabkan kanker (staff.uny.ac.id, 30 Maret 2015).


 

Risiko mengkonsumsi makanan kaleng

Menurut Food and Drug Administration (FDA, semacam Badan Pengawas Obat dan Makanan/BPOM dari Amerika Serikat), kaleng makanan dan minuman kerap kali dilapisi dengan Bisphenol A(BPA) (fda.gov, November 2014). BPA ini menurut penelitian Yun-Chul Hong dan Sanghyuk Bae dari Seoul National University, bisa membawa efek kurang baik bagi kesehatan dan bisa menimbulkan jenis jenis penyakit tertentu. Salah satunya adalah darah tinggi (heper.ahajournals.org, 28 Oktober 2014). Untuk itu, jika mencari makanan kemasan, coba pilih yang ada tulisan BPA free atau tidak mengandung BPA.

 

Memahami komposisi tertentu dalam makanan

Membaca komposisi dan kandungan dalam makanan kemasan sebaiknya juga Anda lakukan. Beberapa bahan tambahan dalam makanan atau minuman bisa membawa efek tidak baik bagi kesehatan. Salah satunya adalah lemak trans. Dalam sebuah artikel dari Harvard University disebutkan bahwa mengkonsumsi lemak trans terlalu banyak bisa menurunkan kadar HDL (lemak baik) dan meningkatkan kadar LDL (lemak jahat). Meningkatnya lemak jahat dan turunnya lemak baik dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan diabetes (hsph.harvard.edu, 1 April 2015).

Sebarkan artikel ini kepada relasi Anda melalui jejaring sosial. Dan, jangan lupa bagikan komentar Anda seputar makanan kemasan pada kolom di bawah ini.