Antariksa menyimpan sejuta misteri yang menggugah rasa penasaran manusia. Salah satu objek yang hingga kini masih terus diselidiki adalah lubang hitam. Dan rasa penasaran itupun mengantarkan sejumlah peneliti untuk menjalankan proyek agar lubang hitam bisa dilihat oleh manusia di Bumi.
Ya, jika berjalan sesuai rencana, kita akan bisa melihat rupa dari lubang hitam dalam kurun waktu satu tahun ke depan. Karena baru-baru ini, para peneliti sudah mengaktifkan teleskop yang tujuan akhirnya adalah memotret lubang hitam.
Lubang hitam raksasa bernama Sagittarius A—yang dijadikan objek—jaraknya 26.000 tahun cahaya dari pusat galaksi bimasakti. Proyek bernama Event Horizon Telescope (EHT) ini mulai berjalan dari 5 hingga 14 April 2017. Hasil dari observasi ini diharapkan bisa didapat pada akhir tahun 2016 atau awal tahun 2017.
Gopal Narayanan dari University of Massachusetts Amherst, yang merupakan salah seorang peneliti proyek ini, mengatakan bahwa observasi tersebut akan membantu kita semua dalam mengerucutkan teori tentang lubang hitam.
Saat ini, terlalu banyak teori liar yang dibuat tentang lubang hitam. Jika data dari proyek EHT ini bisa didapat, maka manusia akan bisa memahami lubang hitam jauh lebih baik dibanding saat ini.
Secara umum, saat itu para peneliti sepakat bahwa lubang hitam benar-benar ada. Namun, kita sendiri belum pernah melihat satu pun lubang hitam. Kita hanya bisa memperkirakan keberadaan lubang hitam dari efeknya terhadap bintang dan galaksi.
Misalnya, pada pusat galaksi, bintang tampak mengorbit objek yang tidak terlihat. Itulah yang selama ini membuat manusia yakin bahwa lubang hitam benar-benar ada.
Apa Itu Lubang Hitam?
Lubang hitam adalah bagian dari ruang waktu yang merupakan gravitasi paling kuat. Medan gravitasi objek seperti ini sangat ekstrem, sehingga untuk bisa lepas dari tarikan gravitasinya, kita membutuhkan kecepatan cahaya atau bahkan lebih besar dari kecepatan cahaya untuk bisa keluar dari sana.
Karena tidak ada objek yang bisa bergerak melebihi kecepatan cahaya, maka kalau sudah memasuki jarak tertentu dari lubang hitam, tidak ada partikel apapun yang bisa lolos darinya.
Lalu, bagaimana lubang hitam bisa terbentuk? Lubang hitam seukuran bintang terbentuk ketika sebuah bintang masif (memiliki massa 25 kali dari massa Matahari atau lebih). Ketika bintang tersebut kehabisan bahan bakar untuk menahan tarikan gravitasinya sendiri, maka bintang masif tersebut akan runtuh ke arah pusatnya.
Sebagian dari materi bintang yang tidak ikut membentuk materi bintang akan terlontar kembali ke ruang angkasa dalam wujud ledakan bintang yang dinamakan supernova. Akhirnya, lubang hitam yang terbentuk akan memiliki massa beberapa kali massa Matahari.
Lantas, apa jadinya jika manusia ditarik oleh gravitasi lubang hitam? Ketika masuk ke lubang hitam, manusia akan meregang dan memanjang seperti spageti.
Begitu masuk ke lubang hitam, manusia tidak punya pilihan. Manusia tidak bisa lari ataupun kembali. Seiring ketika masuk ke lubang hitam, waktu dalam sudut pandang manusia akan melambat, jauh lebih lambat dari waktu yang dirasakan di Bumi.
Jika seseorang mampu melihat orang lain dari tepi lubang hitam, maka orang itu akan melihat orang lain menua begitu cepat. Sementara itu, orang lain akan melihat manusia yang mendekati ke lubang hitam bergerak dengan sangat lambat.
Pada akhirnya, manusia itu akan tampak berhenti ketika sampai event horizon atau yang dikenal dengan “the point of no return”. Lalu, manusia akan tampak meredup dan memerah. Kemudian, manusia akan menjadi terlalu panjang hingga akhirnya yang tersisa hanya hitam.