Seperti yang kita tahu, kini drone atau pesawat tanpa awak pada awalnya hanya digunakan untuk kepentingan militer saja. Namun, kini drone bisa dimanfaatkan dalam berbagai hal, mulai dari sebagai sarana hiburan sampai kepentingan jurnalisme. Bahkan, berbagai perusahaan besar sudah mulai melirik drone ini. Mulai dari Amazon yang ingin menggunakannya untuk mengantarkan pesanan, hingga Facebook yang ingin menggunakannya untuk memancarkan sinyal internet di daerah pedalaman. Kini, sebuah perusahaan startup asal California yang bernama Zipline ingin mengembangkannya untuk menyelamatkan nyawa orang-orang. Bagaimana caranya?
Zipline International berencana untuk memberi pasokan drone pada pemerintah Rwanda untuk mengirimkan stok darah, vaksin, dan obat-obatan lain ke daerah pedalaman Rwanda yang seringkali sulit atau bahkan tidak bisa diakses kendaraan. Untuk mewujudkannya, startup tersebut kini telah menggaet nama besar dalam industri logistik untuk mendukung rencana ini.
Hari ini, 9 Mei 2016, Zipline mengumumkan kemitraannya dengan UPS—perusahaan logistik terbesar di dunia— untuk mengembangkan teknologi yang diperlukan untuk memberikan pasokan medis melalui pesawat tak berawak pada akhir 2016. Perusahaan logistik ini juga akan memberikan pengarahan dalam hal manajemen rantai suplai (supply-chain), sekaligus memberikan bantuan senilai $800.000 (setara dengan 10.6 milyar) untuk membantu proyek Zipline di Rwanda ini.