Venus merupakan planet yang kerap disebut ‘saudara kembar’ Bumi. Meski diistilahkan sebagai kembarannya Bumi, namun nyatanya planet yang diberi nama berdasarkan dewi cinta Romawi ini tidak mampu mendukung kehidupan.
Salah satu faktornya adalah karena kandungan atmosfer dan panas yang ekstrem. Namun dibalik itu semua, ternyata ada banyak fakta menarik dari Planet Venus yang perlu Anda ketahui. Seperti apa? Berikut ulasannya.
Atmosfer Didominasi Karbondioksida
Besarnya Venus hampir sama dengan Bumi. Planet yang berada pada urutan kedua dari matahari ini memiliki ukuran diameter 12.104 km dan massa sekitar 81,5% massa Bumi. Venus juga memiliki kesamaan bentang alam seperti Bumi, yakni benua-benua, pegunungan, dan kawah.
Sebelum era penjelajahan antariksa, Venus disebut-sebut ideal sebagai planet hunian, dianggap memiliki tumbuh-tumbuhan, dan iklim yang mampu menyokong kehidupan. Namun nyatanya, atmosfer Venus mengandung 97% karbondioksida dan 3% nitrogen.
Atmosfer yang didominasi karbondioksida tentunya beracun bagi kehidupan yang kita kenal di Bumi. Planet ini tidak memiliki oksigen dan hanya ada sangat sedikit air. Oleh karena itu, Venus tidak layak huni untuk kehidupan yang kita kenal di Bumi. Planet ini tidak akan bisa menjadi planet layak huni dari proses alami.
Planet Terpanas
Venus adalah planet terpanas di Tata Surya. Suhu rata-rata di permukaan Planet Venus bisa mencapai 465 derajat Celcius. Permukaan planet ini juga diselubungi lapisan awan tebal yang terdiri dari asam sulfat dan uap air. Karena itu, Venus memiliki permukaan yang sangat kering, bergurun, dan dipenuhi titik-titik panas.
Penelitian menyimpulkan, sekitar 80% dari permukaan Venus tertutup oleh dataran vulkanik—terdiri dari 70% dataran dengan pegunungan serta 10% dataran kerut halus. Di antara planet-planet Tata Surya, Venus adalah planet yang memiliki gunung api terbanyak. Setidaknya, peneliti telah mendeteksi adanya lebih dari 1.600 gunung berapi di permukaan.
Planet Paling Terang
Venus merupakan planet paling terang, bahkan dapat terlihat pada pagi hari sekalipun. Saat posisi Venus di sebelah barat Matahari, kita dapat melihatnya sebagai cahaya cerah di langit, menampakkan diri tepat sebelum Matahari terbit.
Inilah yang membuat Venus dikenal dengan julukan ‘Bintang Fajar’. Sedangkan saat terletak di timur Matahari, Venus bersinar tepat sebelum Matahari terbenam dan dikenal dengan ‘Bintang Timur’.
Hari Lebih Panjang dari Tahun
Untuk berotasi pada sumbunya (hari sideris),Venus membutuhkan waktu 243 hari. Itu merupakan rotasi terlambat di Tata Surya. Bahkan, satu hari sideris Venus (243 hari Bumi) berlangsung lebih lama daripada tahun Venus (225 hari Bumi).
Arah rotasi searah jarum jam. Sementara, sebagian besar planet juga berotasi pada sumbunya dengan berlawanan arah jarum jam. Akibat rotasi Venus yang unik ini, panjang hari matahari di Venus lebih pendek daripada hari siderisnya, yakni 117 hari Bumi.
Efek Rumah Kaca
Penelitian menunjukkan bahwa miliaran tahun yang lalu, atmosfer Venus lebih mirip dengan atmosfer Bumi ketimbang atmosfer Venus sekarang. Dan mungkin terdapat air di permukaan. Namun, setelah periode selama 600 juta hingga beberapa miliar tahun, efek rumah kaca berkelanjutan disebabkan oleh penguapan air.
Ilmuwan meyakini ini adalah faktor Venus yang sepertiga lebih dekat dengan Matahari dibanding Bumi dalam memperoleh sinar matahari dua kali lebih banyak, membuat panas ekstra melapasi Venus, hingga akhirnya menyebabkan penguapan hebat di awal permukaan air.
Lebih lanjut, panas memerangkap uap air memicu penguapan lebih besar yang menghasilkan gas rumah kaca di atmosfer. Hingga saat ini, lautan Planet Venus pun mengering dan menghilang.