Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

Gejala dan Risiko Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner adalah penyakit penyempitan pembuluh darah yang memasok darah dan oksigen ke jantung. Penyempitan tersebut disebabkan pembentukan plak yang terbuat dari tumpukan kolesterol di dinding arteri. Akibat penyempitan tersebut, pasokan darah dan oksigen ke jantung pun menjadi terhambat. Jika pembuluh darah tersumbat penuh, maka dapat menyebabkan serangan jantung. 
 
Penyakit jantung koroner biasanya berkembang secara perlahan-lahan tanpa diketahui sampai Anda akhirnya terkena serangan jantung. Pada tahun 2010, sebanyak 379.559 orang di Amerika Serikat meninggal dunia akibat jantung koroner menurut statistik •Heart Disease and Stroke Statistics•2014 Update• oleh Alan S. Go, MD et al dari American Heart Association di situs circ.ahajournals.org (18/12/2013). 
 
Jika plak terus-menerus menumpuk di arteri koroner, Anda akan mengalami tanda-tanda dan gejala-gejala penyakit jantung koroner sebagai berikut:
• Nyeri dada (angina). Anda mungkin akan merasakan tekanan atau sesak di dada, seolah-olah dada Anda diinjak. Rasa sakit ini biasanya dipicu oleh stres fisik atau emosional dan biasanya hilang dalam beberapa menit setelah tingkat stres Anda menurun. Rasa nyeri yang sama bisa dialami di perut, punggung atau lengan. Bagi beberapa orang rasa nyeri juga bisa menghilang dengan cepat. 
• Sesak napas. Jika jantung tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh, Anda dapat terserang sesak napas atau kelelahan ekstrim. 
• Serangan jantung. Arteri koroner yang benar-benar tertutup dapat menyebabkan serangan jantung. Tanda-tanda dan gejala serangan jantung umumnya meliputi tekanan di dada dan rasa sakit di bahu atau lengan, kadang-kadang disertai sesak napas dan keluar keringat. 
• Detak jantung tidak beraturan. Tingkat atau irama detak jantung Anda mungkin akan bermasalah, seperti terlalu lambat atau terlalu cepat. 
 
Seseorang dapat terkena penyakit jantung koroner jika memiliki faktor risiko berikut ini, seperti dilansir National Heart, Lung, and Blood Institute dari Departemen Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat Amerika Serikat www.nhlbi.nih.gov (1/2/2011): 
• Usia. Semakin bertambah tua usia Anda, risiko arteri menyempit akan semakin besar pula. 
• Jenis kelamin. Pria umumnya berisiko lebih besar terkena penyakit jantung koroner. Namun, risiko untuk wanita meningkat setelah menopause. 
• Riwayat keluarga. Orang dengan riwayat keluarga berpenyakit jantung berisiko lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner. Risiko semakin tinggi jika ayah atau saudara Anda didiagnosis dengan penyakit jantung sebelum berusia 55 tahun atau ibu atau saudari Anda didiagnosis berpenyakit jantung sebelum usia 65 tahun. 
• Merokok. Merokok memicu penumpukan plak di arteri dan meningkatkan risiko penggumpalan darah yang dapat memblokir atau mempersempit arteri. 
• Tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan pengerasan dan penebalan arteri sehingga menyebabkan penyempitan. 
• Kadar kolesterol darah yang tinggi. Tingginya kadar kolesterol dalam darah dapat meningkatkan risiko pembentukan plak. • Obesitas. Kelebihan berat badan akan menyebabkan berbagai penyakit. 
• Kurang berolahraga
• Stres yang tinggi. Stres tiada henti dapat merusak arteri serta memperburuk faktor risiko penyakit jantung koroner lainnya. 
 
Melakukan gaya hidup sehat mungkin dapat mengurangi risiko terkena penyakit jantung koroner. Jika Anda memiliki faktor risiko atau kecurigaan karena memiliki penyakit jantung, hubungilah dokter Anda. 
 
Bagikan artikel ini pada orang-orang yang Anda sayangi pada fitur facebook atau twitter di bawah ini!