Pesaing utama Uber di Asia Tenggara, Grab, dikabarkan akan bekerja sama dengan nuTonomy yang baru-baru ini meluncurkan taksi swa kemudinya di Singapura.
CEO Grab Anthony Tan sebenarnya sudah sejak bulan Mei lalu menunjukkan minatnya untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan yang bergerak bidang kendaraan swa kemudi. Lalu, menyusul diluncurkannya taksi swa kemudi nuTonomy di Singapura pada hari Kamis lalu, nampaknya diam-diam kedua perusahaan ini sudah mendiskusikan dan mencapai kesepakatan pada bulan ini.
Dengan kesepakatan ini, Grab akan mendapatkan sistem swa kemudi dari nuTonomy, sementara itu nuTonomy akan mendapatkan bagian dari profit layanan ridehailing Grab.
Grab sendiri beroperasi di 30 kota yang tersebar di Indonesia, Singapura, Filipina, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Perusahaan ridehailing ini juga dikabarkan telah menjalin kerja sama untuk mengintegrasikan aplikasi Grab ke dalam Google Maps.
Tapi tentunya Uber tidak hanya diam saja, mereka juga sudah berencana untuk menguji coba armada taksi swa kemudinya di Pittsburgh. Armada taksi swa kemudi yang mereka uji ini jumlahnya lebih besar, yakni 100 kendaraan. Sama seperti uji coba yang dilakukan nuTonomy, seorang pengemudi akan berjaga di bangku supir untuk mengambil alih kemudi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Selain itu, Uber juga kini tengah bersiap-siap untuk menjangkau pasar Asia Tenggara. Setelah akhirnya Uber ‘berdamai’ dengan pemerintah Tiongkok dan menggabungkan cabang usahanya di Tiongkok dengan Didi Chuxing pada awal bulan ini, akhirnya mereka pun bisa lebih fokus untuk mengembangkan usahanya di India dan Asia Tenggara.
Melihat antusiasme dan gencarnya berbagai perusahaan dalam mengembangkan teknologi kendaraan otonom, terutama di pasar Asia Tenggara, tidak begitu muluk jika kita mengharapkan di Indonesia akan segera muncul taksi swa kemudi.