Beberapa merek kamera terkenal, seperti Kodak dan Polaroid, telah mencoba memasuki dunia smartphone sebelumnya. Namun RED—manufaktur kamera sinema yang harganya selangit itu—nampaknya ingin mencoba hal baru. Perusahaan tersebut baru saja mengungkapkan rencananya untuk merilis Hydrogen One, sebuah smartphone Android bertenaga tinggi yang akan dibanderol seharga USD 1.195 (sekitar Rp16 jutaan). Harga itu akan memberi Anda ponsel aluminium dengan grips yang keren. Namun jika Anda menginginkan lapisan titanium, harganya menjadi USD 400 lebih mahal.
Namun yang paling keren adalah, jika RED benar-benar melakukan apa yang dijanjikannya, Hydrogen One mungkin benar-benar layak dihargai sedemikian tinggi.
Menurut siaran persnya, RED mengklaim bahwa ponsel tersebut akan memiliki layar holografik berukuran 5,7 inci yang mampu menampilkan gambar 2D yang biasa, gambar 3D stereo dan konten khusus “4-view content” yang menjadi ciri khas RED.
Fleksibilitas layar yang ekstrem itu bisa diwujudkan berkat nanoteknologi RED, namun sayangnya perusahaan tidak merasa perlu menjelaskannya lebih lanjut. Selain itu, ponsel tersebut juga akan mendukung augmented reality, virtual reality dan mixed reality. Tujuannya adalah untuk menciptakan sebuah ponsel yang tidak membutuhkan kacamata tambahan atau headset untuk memungkinkan penggunanya menikmati media-media baru tersebut. Namun RED belum menjelaskan secara detail mengenai teknologi yang ditawarkan.
RED jelas paling dikenal sebagai perusahaan kamera, jadi tidak mengherankan jika ponsel juga bisa digunakan untuk membuat file 4-view .h4v dan membaginya dengan orang lain yang memiliki perangkat keras yang tepat. Selain itu, perusahaan tersebut mengatakan bahwa ponsel tersebut akan terintegrasi ke dalam jajaran kamera sinema digital yang ada saat ini, untuk bertindak sebagai pengendali dan monitor eksternal.
Hal lain yang unik adalah, Hydrogen One merupakan ponsel modular. Satu bagian dari ponsel Hidrogen adalah konektor data khusus yang memungkinkan fitur add-on eksternal untuk menangkap “gerakan dengan kualitas lebih tinggi dan gambar diam.”
Ponsel tersebut berbasis Android, dan RED mengatakan akan menggunakan algoritma untuk mengubah suara stereo menjadi “audio multi dimensi yang ekspansif”.
RED memang menjanjikan banyak hal terkait smartphone terbarunya. Namun siaran pers mereka mengindikasikan bahwa ponsel ini nampaknya akan diproduksi dalam jumlah terbatas, setidaknya untuk batch pertama. Selain itu, tidak ada jaminan bahwa harga yang mereka informasikan akan tetap berlaku untuk ke depannya. Siaran pers tersebut juga tidak menjelaskan banyak spesifikasi. Satu-satunya hal lain yang bisa kita ketahui adalah bahwa ponsel tersebut memiliki port USB-C, bisa memuat kartu microSD dan memiliki jack headphone.
Walaupun kejelasan mengenai speknya belum dirilis, Hydrogen One sudah tersedia untuk pre-order, dengan model yang bisa dipesan seharga USD 1,595. Ponsel akan dikirimkan kepada pembeli di kuartal pertama 2018.
Dengan ambisi RED yang tinggi dan kurangnya pengalaman dalam membangun ponsel, sulit untuk tidak bersikap skeptis. Hal yang perlu diingat adalah bahwa perusahaan ini pada dasarnya datang entah dari mana beberapa tahun yang lalu, dan menjadi pemain serius di industri sinema. Mungkin kita tak bisa mengharapkan kesuksesan setingkat Apple di sini, namun RED cukup memberi harapan bahwa Hydrogen One bisa menjadi lebih dari sekadar ponsel mahal yang menghilang begitu saja.