Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

Membantu Orang tua Memilih Asuransi Kesehatan

 

Nia Hapsari (35) hampir syok. Betapa tidak. Ia harus pontang-panting mencari rumah sakit untuk menangani kasus sakit jantung yang tiba-tiba diderita mertuanya. Ia pergi ke beberapa layanan Unit Gawat Darurat (UGD) untuk mendapatkan perawatan segera. Sayangnya, beberapa rumah sakit penuh. Terpaksa, ia harus melarikan cepat-cepat mertuanya ke salah satu rumah sakit khusus sakit jantung di Jakarta Pusat. Bayangan soal biaya sudah jadi pikiran kesekian. Yang penting, nyawa mertuanya terselamatkan.

Namun, ibu dua anak yang sehari-hari bekerja di sebuah perusahaan swasta ini merasa bingung setelah hari-hari berikutnya harus mengurus administrasi rumah sakit. Ia menyebut, untuk sekali suntik infus biayanya mencapai Rp1,8 juta. Dalam dua hari, mertuanya disuntik sampai 10 kali. Belum lagi biaya alat dan sewa kamar. Bahkan akhirnya, sang mertua harus dioperasi untuk diimplantasi ring jantung yang nilai operasinya mencapai Rp35 juta. Nia khawatir, asuransi yang diberikan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang dimiliki tidak mengganti biaya hingga sebesar itu. Beruntung, saat mengurus biaya-biaya, ternyata semua dijamin BPJS. Ia hanya diminta membayar biaya administrasi rumah sakit yang nilainya tak lebih dari Rp10 ribu.

Hal senada juga dialami oleh Udin (38), seorang Indonesia yang bekerja di sebuah perusahaan telekomunikasi di Norwegia. Suatu kali, orangtuanya mengunjungi Udin ke Norwegia. Untuk itu, selain harus membelikan tiket pesawat dan akomodasi, Udin juga membelikan asuransi perjalanan. Sebab, selain harus menempuh perjalanan panjang Indonesia ke Norwegia yang memakan waktu 20 jam lebih, secara fisik kedua orangtuanya sudah cukup tua. Udin berpikir, asuransi tambahan tersebut bisa jadi back-up jika terjadi sesuatu pada mereka. Tak disangka, jalanan licin akibat salju turun sempat membuatnya ibunya—Siti (61)—terpeleset. Ia harus berobat ke rumah sakit di sana. Biayanya mencapai belasan juta rupiah. Beruntung—berkat jaminan asuransi perjalanan yang sempat dibeli—semua biaya ditanggung. Bahkan, sampai tiba di Tanah Air, biaya rawat jalannya pun tetap ditanggung.

Asuransi kesehatan untuk orangtua

Kasus yang dialami oleh Nia dan Udin adalah sebuah kondisi nyata yang mungkin dialami siapa saja yang memiliki orangtua. Apalagi, menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), Usia Harapan Hidup (UHH) penduduk Indonesia saat ini makin meningkat. Dari 70,6 tahun pada tahun 2010, pada tahun 2014 UHH kita menjadi 72 tahun. Tak heran jika menurut Direktur Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa, Direktorat Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI Eka Viora (www.liputan6.com, 10 Oktober 2013), penduduk lansia Indonesia yang pada tahun 2009 berjumlah 20,5 juta jiwa diperkirakan pada tahun 2020 diprediksi melonjak menjadi sekitar 28,8 juta jiwa atau setara 11% dari total penduduk Indonesia. Dari fakta tersebut, jumlah orang tua yang mungkin membutuhkan perawatan kesehatan—seperti kasus Nia dan Udin—bisa jadi akan ikut meningkat.

Menilik kondisi yang mungkin terjadi, patut ditanyakan, apakah Anda sudah punya kesiapan seperti Nia dan Udin, jika sewaktu-waktu menghadapi kasus yang mirip? Aidil Akbar, perencana keuangan dari IARFC Indonesia (www.marketing.co.id, 11 September 2014) mengatakan bahwa yang dibutuhkan orang tua lanjut usia adalah asuransi kesehatan. Sebab, pada usia-usia lansia, biaya perawatan kesehatan cenderung meningkat.


Lantas, asuransi terbaik kesehatan seperti apa yang harus dipilih, untuk memberikan perlindungan yang memberi kenyamanan bagi orang tua? Suze Orman, pendiri Suze Orman Financial Group (www.forbes.com, 25 September 2013), menyebutkan setidaknya ada tiga hal mendasar yang perlu dipahami seseorang yang ingin memberikan asuransi terbaik berjangka panjang untuk orang tua.

Pertama, beli asuransi yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan orang tua. Saat ini beragam perusahaan asuransi kerap menawarkan perlindungan dengan keuntungan bermacam-macam. Namun menurut Orman, berbagai pilihan keuntungan itu malah kerap tidak terpakai. Agar lebih efisien, Anda bisa melihat rekam medis orang tua, sehingga bisa memilih asuransi kesehatan yang sesuai dengan risiko kesehatan mereka.

Kedua, cari asuransi kesehatan yang memberikan perlindungan yang sesuai dengan kenaikan inflasi biaya kesehatan. Jangan sampai, saat orang tua sakit di masa depan—ketika biaya-biaya sudah naik—nilai pertanggungannya malah kurang cukup untuk mengganti biaya perawatan. Anda bisa memperkirakan, jika nilai inflasi setahun sekitar 8%, berapa biaya kesehatan yang dibutuhkan beberapa tahun mendatang. Dari angka perkiraan tersebut, Anda bisa melihat berapa nilai yang dijamin asuransi kesehatan yang Anda pilih.

Ketiga, saat membeli asuransi kesehatan, perhatikan periode eliminasi asuransi terhadap penyakit yang dijamin. Beberapa asuransi kesehatan—khususnya yang menjamin penyakit kritis—mensyaratkan ketentuan eliminasi terhadap penyakit berdasar waktu tertentu. Misalnya, periode eliminasi adalah 60 hari. Maka, orang tua Anda baru bisa mendapat jaminan biaya perawatan jika ia sakit setelah melewati waktu 60 hari dari tanggal polis berlaku. Selain itu, ada pula ketentuan pre-existing condition. Misalnya, jika masa pre-existing 24 bulan, maka bila ada klaim sebelum polis berusia 24 bulan, pihak asuransi akan melakukan investigasi dahulu sebelum memutuskan akan membayar klaim atau tidak. Jika orang tua Anda pernah mengalami sakit yang sama sebelumnya, klaim tidak akan dibayar. Tapi jika klaim dilakukan setelah masa pre-existing, asuransi akan langsung membayar klaim tanpa perlu melakukan penyelidikan. Teliti juga beberapa pasal kekecualian yang ada di polis. Sebab, biasanya selalu ada penyakit dan kondisi tertentu yang menjadi pengecualian, yang tidak dijamin asuransi.

Yang jelas, agar tak merepotkan saat melakukan klaim, Anda perlu membaca polis dengan teliti sampai hal paling detail. Jika ada yang kurang jelas, jangan sungkan bertanya tentang berbagai syarat dan ketentuan yang berlaku terhadap asuransi yang  Anda beli. Selain itu, Anda juga harus jujur kepada pihak asuransi, tentang riwayat kesehatan orang tua. Sehingga, jika ada risiko penyakit tertentu, semua bisa tetap dijamin. Untuk memberikan gambaran awal berapa kebutuhan nilai asuransi yang perlu ditanggung, Anda bisa menggunakan kalkulator asuransi ini.

Semoga, dengan berbagai pertimbangan tersebut, orang tua akan terlindungi, dan Anda pun tak perlu kebingungan memikirkan biaya lagi karena sudah memilih asuransi terbaik bagi orang tua.

Sebarkan artikel ini pada teman-teman Anda melalui fitur jejaring sosial. Bagikan juga pengalaman Anda melalui komentar di bawah.