Ibu Prita yang terhormat,
Saya adalah seorang karyawan swasta di daerah Cikarang. Saya ingin mencari penghasilan tambahan selain gaji bulanan. Menurut Ibu Prita, apa sebaiknya saya menjadi wirausaha atau berinvestasi? Bagaimana risiko masing-masing pilihan tersebut? Atas jawabannya, saya ucapkan terima kasih.
Salam,
Antonius Stevanus
Jawaban :
Bapak Antonius,
Seseorang memiliki peluang mendapatkan penghasilan dengan empat cara. Pertama, adalah menjadi karyawan dan mendapat gaji seperti yang Anda lakukan saat ini hingga mungkin pensiun nanti. Kedua, adalah bekerja sendiri dan melakukan suatu pekerjaan jasa. Ketiga, melakukan wirausaha, memiliki suatu organisasi yang menjalankan bisnis Anda. Lalu, Anda akan mendapatkan penghasilan dari dividen atas keuntungan bisnis. Keempat, menjadi investor dan mendapatkan penghasilan pasif dari hasil atau keuntungan investasi.
Sebagai karyawan, untuk mendapatkan tambahan penghasilan, alternatif yang bisa diambil adalah menjadi wirausahawan atau investor. Mari kita lihat opsi pertama. Sebelum melakukan wirausaha, Anda harus tahu jenis usaha apa yang akan dibangun, barang atau jasa apa yang ditawarkan, bagaimana mengembangkan tim sehingga terbentuk organisasi dan seterusnya. Memulai usaha terkadang bukan hal yang sulit, tapi membuat usaha yang menguntungkan dan bertahan adalah tantang tersendiri.
Risiko terbesar dalam melakukan bisnis atau wirausaha adalah risiko kehilangan seluruh modal awal untuk usaha. Terlebih apabila usaha belum balik modal hingga beberapa tahun, maka ada kemungkinan Anda harus menambah modal untuk membayar biaya tetap seperti biaya gaji, biaya sewa, dan lainnya. Selama menjadi karyawan, Anda akan sulit mengatur waktu untuk terjun ke dunia usaha. Dengan demikian, hal yang sangat penting yang perlu Anda pertimbangkan adalah mitra usaha yang handal dan tepercaya.
Opsi kedua, menjadi investor. Keuntungan dari investasi dapat berupa penghasilan rutin dalam bentuk arus kas atau kenaikan harga saat investasi dijual kembali. Jika Anda mencari penghasilan tambahan yang rutin, maka pilihan investasinya seperti rumah kos, investasi di obligasi ritel, atau investasi di usaha orang lain.
Risiko dalam berinvestasi paling yang besar adalah risiko fluktuasi hasil investasi. Sebagai contoh Anda berinvestasi di rumah kos yang memiliki 10 kamar dengan biaya sewa per kamar sebesar Rp 1 juta/bulan. Di bulan pertama, Anda mungkin akan mendapatkan penghasilan dari sewa kamar kos tersebut sebesar Rp 5 juta karena hanya lima kamar yang terisi. Namun, enam bulan kemudian, bisa jadi Anda mendapatkan penghasilan lebih dari Rp 5 juta tadi atau bahkan kurang, tergantung jumlah kamar kos yang terisi. Anda harus memastikan pilihan investasi sesuai dengan jangka waktu kapan dana akan dipergunakan. Risiko kehilangan seluruh modal jarang terjadi selama Anda berinvestasi di surat berharga seperti obligasi ritel atau deposito.
Jika Anda masih ingin menjadi karyawan, saya lebih menyarankan Anda agar menjadi seorang investor. Anda masih dapat fokus dengan pekerjaan, namun hasil investasi dapat menjadi tambahan penghasilan pasif untuk Anda. Live a Beautiful Life!