Berawal dari eksistensi beberapa software di tahun 90-an hingga 2000-an seperti MiRC, Pidgin, Yahoo Messenger, MSN Messenger, hingga kemudian memasuki era Friendster, Facebook, Instagram, Twitter dan yang lain-lain, media sosial berkembang tak cuma sebagai perantara pengguna lewat internet. Namun di sisi lain, ia juga bisa menjadi perantara jual-beli yang amat efektif.
Kami pun yakin sebagian dari Anda juga sedang menjalankan atau pernah berbisnis menggunakan media sosial. Dan Anda yang pernah melakukannya, pasti tahu kalau presensi bisnis Anda di jejaring sosial dapat membuat bisnis Anda ditemukan dan dijangkau oleh lebih mudah konsumen potensial, kapan pun dan di mana pun mereka berada. Salah satu keuntungannya, tentu media sosial bisa mendongkrak penjualan dengan modal yang relatif nihil.
Barangkali Anda sudah menyadari, kalau industri besar, menengah, kecil bahkan industri berskala rumah tangga pun hari ini mau tidak mau harus ikut memanfaatkan media sosial sebagai mencari calon konsumen demi keuntungan-keuntungan tertentu. Sebab, di balik banyaknya sisi negatif dari medsos, tidak sedikit yang menganggap bahwa medsos adalah cara mengiklan paling mudah tanpa banyak ribet.
Bagi para pebisnis, media sosial menjadi salah satu cara termudah untuk memantau antara supply dan demand. Suplai dan permintaan tersebut harus secara konstan dicermati, karena pasar tak mengenal kata tidur. Kalau perlu dan mampu, bahkan aktivitas tersebut dapat dilakukan tiap hari dan tiap jam.
Nah, berkaca pada fakta yang dikutip dari SocialMediaToday, dikemukakan ada 3 fakta yang cukup mencengangkan mengenai bisnis yang disebarkan lewat jejaring, antara lain:
- Pengguna aktif media sosial di dunia mencapai 2,8 miliar jiwa. Jumlah itu kurang lebih sepertiga dari populasi Bumi yang mencapai angka 7,5 miliar jiwa.
- 2 juta user di antaranya merupakan pengguna Facebook yang berbentuk badan korporasi. Produsen kebutuhan yang sederhana seperti roti pun menggunakan akun Facebook mereka untuk mengiklankan produk-produk mereka pada masyarakat.
- 80 persen dari pengguna media sosial di dunia masih tergantung pada dua platform berjejaring terbesar, yakni Twitter dan Facebook, untuk mendapatkan update berita setiap pagi.
Dengan fakta-fakta tersebut, muncullah tiga alasan penting mengapa memiliki bisnis dengan skala apapun masih akan sangat membutuhkan peran jejaring sosial:
- Media sosial untuk bisnis memiliki biaya yang jauh lebih murah daripada metode marketing lainnya. Paling mentok, pemilik bisnis hanya diharuskan untuk membeli kuota internet setiap beberapa waktu berkala. Tapi selebihnya, pemasaran akan bisa dilakukan menggunakan layanan daring tersebar ke seluruh dunia dengan biaya gratis. Jika anda ingin mencari satu jenis marketing yang bisa mencakup semua lapisan masyarakat dengan biaya yang paling rendah sekalipun, media sosial adalah satu tool yang bahkan bisa mencakup pasar jauh lebih besar daripada alat pemasaran biasa.
- Jejaring sosial yang digunakan untuk bisnis akan mampu menyediakan satu bentuk brand khusus. Seperti yang diketahui, orang-orang membuat akun media sosial kebanyakan memnggunakannya sehari-hari. Rasa-rasanya, nyaris tak ada satu berita atau update yang tidak masuk ke medsos dari berbagai platform. Jika dicocokkan dengan pepatah populer yang berbunyi “iklan yang terbaik adalah iklan yang tersebar dari mulut ke mulut”, maka media sosial dapat diasosiasikan sebagai “mulut” dalam konteks itu.
- Media sosial menawarkan satu metode yang sangat efisien dan tidak terbatas pada jenis bisnis apa pun. Maka tak heran jika di Indonesia amat banyak bisnis yang dipromosikan lewat Facebook ads dengan berbagai skala, mulai dari produk yang diproduksi masif dan memiliki pabrik ber-hektar hektar, hingga produk makanan ringan yang hanya diproduksi berskala rumahan saja. Tak cuma itu, medsos membantu mengarahkan calon konsumen dengan penjualnya. Sistem yang seperti ini bisa menggunakan kolom ‘search’ maupun dengan mencarinya lewat fitur tagar atau hashtag.
Yang jelas ada beragam alasan mengapa media sosial harus dijadikan senjata bagi para pebisnis berbagai skala untuk memasarkan produknya. Tapi intinya tetap, bahwa media sosial adalah satu barang virtual yang revolusioner, yang mampu memotong banyak hal, mulai dari biaya produksi, biaya perjalanan, biaya komunikasi dan biaya-biaya tak terduga lainnya.