Meski sosialisasi mengenai HIV/AIDS dilakukan dengan gencar oleh berbagai pihak di berbagai negara, jumlah penderitanya tetap mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Informasi mengenai penyakit ini sangat mudah didapat, tapi penyebaran penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia ini masih sulit dibendung. HIV/AIDS dapat dicegah dengan melakukan gaya hidup sehat.
Apa Itu HIV/AIDS?
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah suatu kumpulan gejala yang disebabkan oleh infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyebabkan hilangnya kekebalan tubuh sehingga penderita mudah terjangkit infeksi. Pada kenyataannya ditemukan bahwa yang menyebabkan penderita AIDS meninggal karena penyakit infeksi oportunistik dan bukan karena infeksi HIV itu sendiri.
Apa Itu Infeksi Oportunistik?
Infeksi oportunistik adalah kondisi infeksi yang muncul bersamaan dengan menurunnya daya tahan tubuh akibat paparan HIV-AIDS. Ketika daya tahan tubuh menurun, paparan penyakit dan potensi beragam infeksi (baik dari bakteri maupun virus) sangat riskan terjadi.
Apa Itu Imunodefisiensi?
Imunodefisiensi adalah keadaan ketika terjadi penurunan atau ketiadaan respon imun normal. Keadaan ini dapat terjadi secara primer, yang pada umumnya disebabkan oleh:
kelainan genetik yang diturunkan,
Secara sekunder akibat penyakit utama lain seperti infeksi,
pengobatan kemoterapi,
sitostatika (obat kanker),
radiasi, obat-obatan imunosupresan (menekan sistem kekebalan tubuh)
pada usia lanjut dan malnutrisi (kekurangan gizi).
Pada AIDS, terjadi imunodefisiensi sekunder yang disebabkan oleh infeksi HIV. Kekurangan imunitas tubuh dapat dilihat dari kadar CD4 (kurang dari 200) dalam tubuh.
Bagaimana Tahap Gejala Infeksi HIV/AIDS?
Tahap Pertama Infeksi HIV/AIDS
Pada tahap pertama (infeksi akut atau serkonversi) biasanya terjadi 2 6 minggu setelah terinfeksi. Pada tahap ini sistem imun tubuh berusaha melawan virus HIV. Gejala awal dari infeksi akut ini mirip dengan gejala infeksi virus lainnya seperti infeksi flu. Gejala awal ini hanya berlangsung 1 hingga 2 minggu kemudian virus akan masuk ke tahap berikutnya.
Gejala Awal dari infeksi HIV/AIDS adalah:
Nyeri kepala
Diare
Mual dan Muntah
Lelah
Nyeri otot
Nyeri saat menelan
Lesi (luka) merah pada tubuh yang biasanya tidak gatal dan biasanya muncul di bagian dada
Demam
Hubungi dokter segera bila Anda merasa telah terinfeksi HIV oleh karena ada obat yang dapat mencegah perkembangan virus. Obat ini dapat dikonsumsi beberapa jam sampai beberapa hari setelah terinfeksi.
Tahap Kedua Gejala HIV/AIDS
Setelah tahap terkonversi, sistem tubuh kita akan kalah dan gejala akan hilang. Infeksi HIV masuk ke tahap kedua. Pada tahap ini dapat tidak terjadi gejala apapun dalam waktu yang lama, tahap ini dinamakan periode asimtomatis.
Pada tahap ini orang sering tidak mengetahui mereka terinfeksi HIV dan dapat menyebarkan ke orang lain. Periode ini dapat bertahan hingga 10 tahun.
Pada periode ini, virus perlahan-lahan akan membunuh sistem sel darah putih kita yang dinamakan CD 4 T- cells dan merusak sistem imunitas.
Tahap Ketiga Infeksi HIV/AIDS
AIDS merupakan suatu tahap HIV lanjut. Pada tahap ini CD 4 sudah berada dibawah angka 200 dan pasien akan didiagnosa AIDS. Beberapa penyakit yang dapat muncul adalah kaposi sarcoma (tumor yang disebabkan oleh infeksi Human Herpes Virus 8 (HHV8) dan pneumocystis pneumonia (kondisi pneumonia yang muncul akibat infeksi oportunistik). Pada tahap ini orang harus mengkonsumsi obat anti HIV/AIDS.
Beberapa orang tidak menyadari mereka terinfeksi HIV, dan biasanya akan mulai memeriksakan diri ketika muncul gejala :
Lelah setiap saat
Pembengkakan kelenjar getah bening di leher atau selangkangan
Demam lebih dari 10 hari
Berkeringat di malam hari
Berat badan menurun drastis
Bintik ungu di tubuh yang sulit hilang
Sulit bernafas
Diare yang berkepanjangan
Infeksi jamur di mulut, tenggorokan, atau vagina
Mudah berdarah atau memar
Oleh karena itu, hendaknya saat Anda merasa terinfeksi oleh HIV/AIDS segera hubungi dokter.
Pemeriksaan Pasien HIV/AIDS
Untuk mengetahui apakah seseorang telah terinfeksi HIV, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan laboratorium. Saat ini, pemeriksaan yang sering digunakan adalah tes antibodi, tes ini mudah dilaksanakan dan biayanya murah.
Bila pada tes antibodi ditemukan hasil yang positif, maka pemeriksaan harus diulang dan bila masih positif dilakukan tes konfirmasi dengan tes Western Blot. Bila Western Blot tidak tersedia, maka seorang pasien dinyatakan positif setelah hasil tes antibodi yang ketiga menyebutkan positif. Sebaliknya, hasil yang negatif dapat berarti seseorang tidak terinfeksi HIV atau masih berada dalam periode jendela.
Seseorang dikatakan telah menderita AIDS apabila menunjukkan tes HIV positif dengan pemeriksaan yang sesuai dan sekurang-kurangnya didapatkan dua gejala utama dan satu gejala tambahan, dan gejala-gejala ini bukan disebabkan oleh keadaan lain yang berkaitan dengan infeksi HIV.
Gejala utama:
Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
Diare berkepanjangan yang berlangsung lebih dari satu bulan
Demam berkepanjangan lebih dari satu bulan
Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis (saraf)
Demensia (penurunan ingatan/memori) /HIV ensefalopati
Gejala tambahan:
Batuk selama lebih dari satu bulan
Dermatitis generalisata (peradangan kulit yang menyebabkan gatal)
Adanya penyakit herpes zoster di beberapa tempat dan atau berulang
Kandidiasis orofaringeal (penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan)
Limfadenopati generalisata (pembesaran di semua kelenjar limfa)
Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
HIV/AIDS adalah salah satu penyakit yang diproteksi oleh asuransi penyakit kritis.
Tetaplah hidup sehat! Bagikan pada kerabat dan teman Anda di fitur jejaring sosial di bawah ini!
dr. Adithia Kwee