Salah satu alat instrumen investasi selain deposito, tabungan, dan asuransi adalah dengan dinar emas.
Salah satu instrumen investasi selain deposito dan asuransi adalah dengan dinar atau koin emas. Koin dinar emas cukup menarik sebagai alternatif berinvestasi yang bisa digunakan untuk berbagai kepentingan seperti alat bayar atau modal memulai bisnis.
Koin dinar emas sebenarnya hampir sama dengan emas batangan. Perbedaannya adalah emas batangan biasanya 24 karat dengan berat beragam dari satu gram hingga seribu gram per batangnya. Sedangkan koin dinar emas memiliki standar baku (single account), yaitu tiap kepingnya adalah 22 karat dengan berat 4,25 gram.
Kegunaan Dinar
Koin dinar emas, sama seperti emas batangan, diproduksi oleh lembaga resmi Negara yaitu PT Antam dan Perum Peruri. Hanya saja, koin dinar emas biasanya beredar di pasar syariah seperti bank syariah atau agen penjual dengan sistem syariah. Hal ini karena koin dinar emas memiliki penggemar yang biasanya berlatar belakang Islam.
Koin dinar emas bisa digunakan sebagai alat bayar untuk donasi, zakat, infaq, shadaqah, dan mahar. Selain itu, bisa juga untuk investasi yang bisa digunakan untuk berbagai kepentingan seperti modal memulai bisnis.
Anda dapat membeli koin dinar emas secara tunai maupun dengan tabungan alias dicicil. Sebagai bukti kepemilikan dan keaslian, tiap koin dinar emas memiliki sertifikat yang disetujui oleh London Bullion Market Association (LBMA).
Setelah memiliki koin dinar emas, Anda dapat menggadaikannya di pegadaian atau bank syariah untuk modal memulai bisnis.
Keuntungan dan Risiko
Menurut pengamat dinar emas, Zaim Saidi yang dikutip dari republika.co.id (29/9/2014), emas batangan bernilai investasi besar jika beratnya di atas 100 gram. Hal ini karena memperhitungkan ongkos cetak.
”Kalau (ukuran gram) yang kecil, lebih baik koin dinar. Ongkos cetaknya relatif murah. Kalau pakai batangan kecil-kecil, misalnya 1-25 gram, ongkos cetaknya mahal dan kalau dijual lagi ongkosnya hilang. Kalau pada dinar tidak ada ongkos cetak yang hilang,” jelas Zaim.
Setiap investasi memiliki risikonya sendiri. Di Indonesia, koin emas dinar masih dianggap perhiasan, sehingga penjual terkena pajak pertambahan nilai sebesar sepuluh persen, sesuai Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 83/KMK.03/2002.
Memulai Investasi Dinar Emas
Sebelum memutuskan untuk membeli koin dinar emas atau emas batangan, sebaiknya Anda mempertimbangkan beberapa hal. Pertama Anda perlu menentukan tujuan berinvestasi. Hitung berapa banyak dinar emas yang diperlukan. Sesuaikan dananya dan berapa lama waktu yang tersedia.
Langkah selanjutnya menentukan jangka waktu investasi dinar tersebut. Investasi dinar seperti juga emas, umumnya lebih tepat untuk jangka panjang.
Bergabunglah dengan komunitas pengguna atau penggiat dinar. Lewat komunitas, Anda bisa mendapat berbagai masukan, wawasan dan perkembangan terbaru soal investasi dinar. Komunitas juga akan mempermudah transaksi menggunakan dinar.
Jadi, apakah Anda tertarik untuk berinvestasi menggunakan dinar emas? Kemukakan pendapat Anda di kolom komentar di bawah ini.