Penyakit Kawasaki yang juga disebut mucocutaneous lymphnode syndrome ini perlu mendapat perhatian. Sebab, jika tidak ditangani dengan tepat, bisa memicu serangan jantung yang berujung pada kematian.
Menurut DR. dr. Najib Advani, Sp.A(K) MMed (Paed) yang dikutip dari Hearthcenter.co.id (29 Januari 2015), penyakit ini sekilas mirip campak, alergi obat, infeksi virus, atau bahkan penyakit gondong. Karena itu penyakit yang ditemukan oleh dokter Tomisaku Kawasaki di Jepang pada 1967 ini sering kali membuat konsultan medis salah melakukan diagnosis.
Dokter Najib Advani yang juga merupakan konsultan jantung anak pada Pelayanan Jantung Terpadu RSUPN dr Cipto Mangunkusumo menyebut bahwa penyakit kawasaki sebenarnya sudah dikenal sejak tahun 1980-an. Tapi, kebanyakan kasus ini terlambat didiagnosis.
Menurut dokter Najib, di Indonesia diperkirakan setidaknya ada 5.000 kasus baru penyakit kawasaki setiap tahunnya. Yang perlu diperhatikan, untuk kasus penyakit kawasaki yang masuk fase sub akut, tidak jarang menyebabkan kelainan pada jantung. Penderita mengalami komplikasi pada arteri koroner dan selanjutnya menyebabkan serangan jantung koroner. Karena dampak yang begitu kompleks, sejumlah perusahaan asuransi memasukkan penyakit kawasaki ke dalam kelompok penyakit kritis.
Lalu, bagaimana sebenarnya gejala penyakit kawasaki bisa dideteksi agar tidak membahayakan jantung? Kidshealth.org (29 Januari 2015) menyebutkan, gejala penyakit kawasaki biasanya terlihat dari tanda-tanda yang muncul secara bertahap.
Tahap pertama dapat bertahan sampai dua minggu, biasanya seseorang mengalami demam yang berlangsung selama setidaknya lima hari. Gejala lainnya seperti kemerahan yang parah pada mata, ruam di perut, dada, dan alat kelamin memerah. Selain itu, bibir kering dan pecah-pecah, lidah bengkak dengan lapisan putih serta biasanya ada benjolan merah besar. Pada beberapa kasus, ditemukan juga gejala telapak tangan yang bengkak dan telapak kaki dengan warna ungu-merah serta pembengkakan kelenjar getah bening.
Sedangkan pada tahapan kedua, yang biasanya dimulai dalam waktu dua minggu dari saat demam dimulai, maka kulit pada tangan dan kaki mungkin akan mengelupas. Hal ini bahkan dapat terjadi pada anak-anak yang telah diobati. Seorang anak juga mungkin mengalami nyeri sendi, diare, muntah, atau sakit perut.
Agar tidak menjadi penyakit yang mematikan, ada baiknya Anda segera berkonsultasi dengan ahli kesehatan jika menemukan gejala tersebut.
Bagikan artikel ini melalui tombol jejaring sosial, agar pengetahuan tentang penyakit kawasaki bisa lebih menyebar. Berikan komentar Anda juga melalui kolom berikut.