Dear Dokter,
Ibu saya berumur hampir 50 tahun. Dari sekitar 8 tahun yang lalu hingga sekarang beliau tidak pernah menstruasi. Namun tiba-tiba malam tadi ibu mengalami menstruasi atau pendarahan tetapi sebagian darah sudah berbentuk gumpalan darah. Tapi beliau tidak merasakan sakit. Yang saya tanyakan apa yang terjadi pada Ibu saya? Saya tahu itu adalah penyakit tetapi saya tidak tahu panyakit apa itu? Yang saya takutkan apakah itu timbul akibat adanya penyakit dalam pada Ibu saya? Jika benar bisa memicu penyakit dalam, apa yang harus kami lakukan agar kesehatan Ibu kami tetap terjaga.
Terima kasih,
Raffa Gibran
Jawaban:
Dear Raffa Gibran,
Kami mengerti kekhawatiran yang Anda rasakan. Keluhan Ibu Anda saat ini adalah perdarahan dengan riwayat menopause delapan tahun. Banyak penyebab dari keluhan yang Ibu Anda alami, seperti:
Polip
Polip adalah pertumbuhan jaringan tidak ganas yang menonjol dari lapisan mukosa (jaringan berbentuk lapisan basah atau berlendir yang melapisi beberapa organ tubuh) sebuah organ ke dalam rongga tubuh, yang dapat tumbuh di dalam rahim ataupun di dalam mulut rahim.
Atropi Endometrium
Atropi endometrium adalah menipisnya lapisan endometrium (lapisan terdalam rahim). Jaringan yang berada di dalam rahim dapat menipis setelah menopause akibat dari menurunnya hormon estrogen, sehingga dapat menyebabkan gangguan perdarahan.
Hiperplasia Endometrium
Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan jaringan rahim yang berlebihan, sehingga bisa sering menyebabkan rasa sakit atau perdarahan.
Kanker Endometriosis
Kanker endometriosis adalah jaringan atau selaput lendir rahim yang tumbuh di luar rahim. Perdarahan setelah menopause dapat memberikan suatu tanda dari kanker endometriosis. Berikut gejala penyerta pada kanker endometriosis:
- Rasa sakit pada saat menstruasi.
- Rasa sakit yang parah dan terus-menerus pada perut bagian bawah dan rasa sakit ini akan bertambah pada saat berhubungan seks.
- Sakit punggung pada bagian bawah.
- Sulit buang air besar atau diare.
- Keluar darah pada saat buang air kecil dan terasa sakit.
- Keputihan bercampur darah dan nanah.
- Terjadi pendarahan abnormal pada rahim.
Kanker mulut rahim
Mulut rahim dalam istilah medis dinamakan serviks. Serviks terletak di bagian bawah rahim dan merupakan bagian penghubung antara rahim dan vagina dengan panjang sekitar 2,5 cm. Gejala kanker rahim biasanya tidak disadari pada stadium awal (stadium I) dan baru diketahui pada stadium akhir (stadium IV). Oleh karena itu, waspadailah gejala kanker rahim berikut ini:
- Keputihan kronik yang berbau dan bercampur darah.
- Perdarahan yang terjadi di luar masa menstruasi.
- Perdarahan yang terjadi setelah masa menopause, yaitu berhentinya secara fisiologis (alamiah) siklus menstruasi yang berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan.
- Perdarahan yang terjadi setelah melakukan hubungan seksual.
- Perdarahan yang terjadi setelah pemeriksaan panggul atau pembersihan vagina (douching).
- Nyeri pada daerah panggul.
- Nyeri saat melakukan hubungan seksual.
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
Penggunaan obat hormon
Hormone Replacement Therapy (HRT) akan membuat selaput rahim sensitif terhadap estrogen. Kekurangan estrogen dapat menyebabkan penyusutan selaput rahim yang berujung pada rapuhnya pembuluh darah rahim, sehingga mereka mudah pecah dan berdarah.
Kami sarankan Ibu Anda untuk melakukan konsultasi lebih lanjut dengan dokter spesialis kandungan dan kebidanan. Pemeriksaan akan dilakukan secara menyeluruh mulai dari wawancara pasien, serta pemeriksaan organ kewanitaan dengan menggunakan suatu alat yang dinamakan speculum, sehingga bagian dalam vagina dan mulut rahim dapat terlihat. Dokter biasanya juga akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:
- Pap Smear
Pemeriksaan pap smear bertujuan untuk mendukung diagnosis kanker rahim pada pasien yang memiliki gejala kanker rahim, serta mendeteksi perubahan sel yang dapat berkembang menjadi kanker apabila tidak ditangani dengan semestinya. Tes ini dapat mengenali tahap prakanker. Pada tahap prakanker, sel mulut rahim sudah menunjukkan perubahan yang dapat dilihat di bawah mikroskop dengan pewarnaan jenis papanicolaou (nama penemu jenis tes pap smear ini). Saat melakukan pap smear, dokter akan memasukkan alat dari logam yang disebut speculum untuk melebarkan liang vagina. Hal ini membantu dokter untuk mengamati bagian dalam vagina dan serviks, lalu mengambil sejumlah sel dan lendir di serviks dan sekitarnya. Bahan ini akan ditaruh di atas kaca obyek (pap smear cara konvensional) atau di dalam cairan (Liquid Based Cytology — pap smear cara terbaru) untuk diperiksa di laboratorium.
- USG (Ultrasonografi) Transvaginal
Tindakan ini dilakukan dengan memasukkan alat USG ke dalam vagina, sehingga gambaran di dalam rahim dan panggul dapat diketahui.
- Histeroskopi
Histeroskopi dilakukan dengan menggunakan suatu alat yang dinamakan teleskop yang dimasukkan ke dalam rahim.
- Dilatasi dan Kuretase (D & C)
Prosedur untuk mengambil sebagian kecil jaringan rahim untuk diperiksa. Dilakukan untuk mendeteksi kelainan endometrium (lapisan dalam rahim) pada perdarahan perimenopause (masa transisi sebelum seorang wanita mengalami menopause) dan pasca menopause.
Demikian informasi yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat.
Salam sehat,
dr. Dyah Novita Anggraini