Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

Menyelesaikan Utang

Dear Mba Prita,

Bagaimana saya harus merencanakan keuangan saya sedangkan saya harus membayar beberapa utang kartu kredit. Setiap bulan saya harus memikirkan setiap angsuran kartu kredit yang begitu besar, sehingga tidak bisa menabung. Bagaimana solusinya untuk menghindari utang kartu kredit yang menumpuk itu dan memiliki keuangan yang sehat? Terima kasih.

Salam,

Amir Florensio

 

Dear Pak Amir,

Kondisi keuangan yang sehat merupakan salah satu faktor yang akan membawa ketenangan dalam hidup dan pikiran setiap orang. Salah satu indikator keuangan yang sehat adalah tidak adanya beban utang konsumtif seperti utang kartu kredit untuk pembelanjaan makanan, utang tanpa agunan untuk pembelian tiket liburan, dan lainnya. Jenis utang ini sebaiknya dihindari karena tanpa kita sadari akan menggerogoti penghasilan, bahkan yang lebih buruk memakan aset yang sudah susah payah kita kumpulkan. Menghapus utang konsumtif, khususnya utang kartu kredit, merupakan langkah awal menuju kondisi keuangan yang sehat. Untuk selanjutnya, berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan terkait dengan masalah kartu kredit:

Pertama, membuat daftar utang kartu kredit yang kita miliki, terutama jika kita memiliki utang di lebih dari satu kartu. Urutkan dari kartu dengan suku bunga paling tinggi hingga paling rendah. Jika kita tidak tahu atau tidak yakin berapa tingkat suku bunga untuk masing-masing kartu, kita bisa menghubungi call center kartu kredit.

Kedua, mendata aset yang kita miliki saat ini dan urutkan mulai dari yang paling likuid atau mudah dicairkan menjadi uang tunai hingga yang paling tidak likuid. Apabila jumlah aset bisa menutupi seluruh utang kartu kredit tersebut, maka lakukan pelunasan secara langsung.


Bagaimana jika aset yang dimiliki tidak cukup? Lakukanlah negosiasi atas utang kartu kredit kita. Hasil negosiasi bisa berupa penghapusan beban bunga, pemotongan sebagian utang, pengalihan mekanisme pembayaran utang dengan sistem cicilan tetap, dan lain-lain, tergantung dari penilaian bank. Jika sistem cicilan tetap menjadi pilihan satu-satunya, maka buatlah cicilan setiap bulan maksimal sebesar 30% dari penghasilan.

Pahami juga bahwa idealnya batas atas dari alokasi untuk pembayaran cicilan utang adalah 30% dari penghasilan bulanan Anda. Dengan demikian, hingga seluruh utang tersebut lunas, Anda tidak disarankan untuk membuat utang baru. Utang saat ini saja sudah menjadi beban, apalagi jika ditambah.

Ketiga, evaluasi kemampuan kepemilikan kartu kredit. Untuk menghindari terjadinya lagi utang konsumtif yang menggunung, sebaiknya Anda mengevaluasi ulang berapa jumlah kartu kredit yang sewajarnya dimiliki. Dikutip dari aturan Bank Indonesia, Individu dengan pendapatan hingga Rp3 juta tidak diperbolehkan memiliki kartu kredit. Individu dengan pendapatan antara Rp3 – 10 juta boleh memiliki kartu kredit dari maksimal 2 (dua) penerbit, dengan pembatasan total plafon kredit dari seluruh kartu kredit yang dimilikinya yaitu maksimal 3 (tiga) kali pendapatan tiap bulan. Sedangkan, individu dengan pendapatan di atas Rp10 juta tidak dibatasi kepemilikan kartu kreditnya namun mempertimbangkan analisis risiko masing-masing penerbit kartu.

Kartu kredit seperti pisau bermata dua. Penggunaan yang benar akan membantu kita mengatur keuangan, namun penggunaan yang kurang bijaksana akan menjauhkan kita dari kondisi keuangan yang sehat. Semoga ke depannya kita bisa lebih bijak menggunakan kartu kredit. Live a beautiful life!

Salam hangat,

Prita Ghozie, Ahli Keuangan