Oleh Brett Money
Fisioterapis
Orang yang menderita osteoporosis, penyakit jantung, dan diabetes beranggapan bahwa mereka tidak dapat berolahraga. Penderita penyakit jantung misalnya, seringkali khawatir terkena serangan jantung apabila melakukan olahraga. Penderita diabetes takut karena mengeluarkan banyak energi menjadikan mereka kelelahan. Sedangkan bagi penderita osteoporosis, khawatir dengan badannya yang terlalu ringkih sehingga bisa cedera jika mereka berolahraga.
Namun, penelitian modern saat ini telah mengubah cara pandang banyak orang terhadap penyakit dan kesehatan tubuh. Dokter justru lebih menyarankan olahraga daripada mengkonsumsi obat-obatan.
Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Olahraga
Dengan kondisi kesehatan ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum Anda mulai berolahraga:
– Pastikan Anda melakukan beberapa pemeriksaan pra-olahraga.
– Pergi ke dokter spesialis untuk memastikan kondisi kesehatan Anda, apakah memungkinkan atau tidak berolahraga dan berapa lama waktu yang dianjurkan.
– Lakukan pengecekan sendiri tekanan darah, gula darah, dan denyut jantung. Bisa juga melakukan pengecekan ke laboratorium secara berkala.
– Khusus penderita diabetes, sebaiknya jangan berolahraga saat kadar gula darah sedang melonjak tinggi. Olahraga memang penting karena bisa meningkatkan produksi insulin, tapi dalam kondisi gula darah tinggi reaksi yang terjadi malah sebaliknya, sehingga membahayakan kesehatan.
Olahraga adalah Obat Terbaik
Sesungguhnya olahraga adalah obat terbaik bagi tubuh. Tapi tentunya olahraga harus dilakukan secara rutin, teratur, dan terukur. Bahkan salah satu penelitian yang dipublikasikan The New England Journal of Medicine, para peneliti menemukan fakta bahwa melakukan olahraga apapun baik untuk kesehatan meski hanya sebentar, daripada tidak sama sekali. Lalu, olahraga apa saja yang cocok dilakukan oleh penderita osteoporosis, penyakit jantung, dan diabetes?
Olahraga Bagi Penderita Osteoporosis
Jumlah penderita osteoperosis atau tulang rapuh di Indonesia cukup tinggi. Berdasarkan data dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan riset Fonterra Brand 2013, dua dari lima orang Indonesia berisiko terkena osteoporosis. Kurangnya konsumsi kalsium menjadi penyebab utamanya.
Kaum wanita terdeteksi memiliki kecenderungan terserang osteoporosis dibanding pria, terutama wanita usia di atas 45 tahun (pascamenopause). Namun, beberapa tahun belakangan osteoporosis mulai banyak menyerang kaum muda. Hal itu dipicu oleh gaya hidup, kurangnya olahraga, dan tingkat stres yang tinggi.
Dilansir dari Research.missouri.edu, studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of Missouri, Columbia (2009), olahraga khususnya lari dapat membantu membangun kepadatan mineral tulang (BMD) yang diperlukan tubuh. Pam Hinton, profesor Departemen Gizi dan Fisiologi Latihan di MU College of Human Environmental Sciences, Columbia menyebutkan, dari penelitian tersebut diketahui seorang pelari memiliki BMD tulang belakang lebih besar dari pengendara sepeda.
Berapa lama olahraga lari yang dibutuhkan setiap harinya sebenarnya tergantung pada kondisi tubuh masing-masing. Umumnya lari bisa dilakukan selama 30 menit dengan intensitas sedang. Tapi, akan lebih baik jika Anda mengkonsultasikannya terlebih dahulu kepada dokter. Selain itu, harus didukung pula dengan mengkonsumsi makanan yang kaya akan kalsium.
Olahraga Bagi Penderita Penyakit Jantung
Banyaknya kasus serangan jantung setelah berolahraga membuat para penderita penyakit jantung menjadi enggan berolahraga. Padahal olahraga sangat penting bagi kesehatan tubuh terutama penderita jantung, yaitu untuk meningkatkan fungsi otot dan jantung, katup, dan pipa sekitar jantung.
Olahraga yang dapat dilakukan oleh penderita jantung adalah jalan kaki. Jalan kaki di pagi hari dan sore hari membantu Anda untuk memiliki jantung yang sehat. Selain itu, bisa juga mengkombinasikan sedikit olahraga kardio dan latihan ketahanan tubuh. Olahraga kardio melatih jantung, sedangkan latihan ketahanan tubuh melatih otot dan sendi.
Latihan ini disarankan dilakukan selama 30 menit atau lebih selama 2-3 kali per minggu. Perkirakan durasi berolahraga tidak berlebihan atau cukup.
Olahraga Bagi Penderita Diabetes
Orang yang mengidap diabetes harus berhati-hati, karena dalam kondisi tertentu penderita diabetes dilarang melakukan sembarang olahraga, seperti olahraga yang mengandung risiko cedera atau saat kadar gula sedang melonjak.
Olahraga yang disarankan untuk penderita diabetes adalah jalan kaki, senam, jogging, dan renang. Saat berolahraga otot menyimpan karbohidrat dan gula untuk energi ekstra, dengan demikian, olahraga dapat menurunkan kadar gula darah.
Manfaatkan Gadget untuk Olahraga
Beberapa teknologi kini dapat Anda manfaatkan untuk membantu mendapatkan tubuh bugar dan sehat. Perangkat tracker olahraga adalah tren terbaru yang kini banyak bermunculan.
Nike Fuel Band dan FitBit adalah pemimpin dalam industri ini. Alat ini bisa menghitung denyut jantung, berfungsi sebagai pedometer atau alat pengukur langkah, pencatat aktivitas tidur, stopwatch, dan timer untuk menghitung waktu olahraga.
Selain itu, Anda juga bisa menonton video cara berolahraga yang baik atau meng-install beberapa aplikasi kesehatan di iPhone ataupun smartphone. Beberapa aplikasi seperti alat pengukur langkah stopwatch atau timer juga sudah banyak tersedia di berbagai gadget.
Selamat berolahraga!