Masalah siswa sekolah yang sering membolos memang sering memusingkan banyak orang tua dan guru. Untuk mengatasi masalah dan menghadirkan solusi, Pemerintah Kota Bandung menghadirkan aplikasi khusus untuk memantau aktivitas para siswa di Kota Bunga tersebut.
Aplikasi inovatif tersebut dinamai aplikasi Toong Siswa (Tongsis). “To’ong” dalam bahasa Sunda berarti “intip”. Sesuai dengan namanya, aplikasi ini merupakan perangkat bagi orang tua untuk memantau perkembangan pendidikan anak-anak mereka.
“Alhamdulillah, sekarang orangtua siswa di Kota Bandung bisa mendeteksi di mana lokasi anaknya jika bolos atau pulang sekolah. Menggunakan apps di smartphone bernama Tongsis (Toong Siswa). Toong artinya intip,” tulis Ridwan Kamil di akun Instagram resminya.
Menurut keterangan Pemkot Bandung, aplikasi ini berfungsi untuk menghubungkan orang tua dengan pihak sekolah melalui smartphone mereka. Orang tua bisa mengunduh aplikasi Tongsis di situs web Dinas Pendidikan Kota Bandung, untuk mendapatkan informasi tentang kehadiran anak, hasil ujian, bahkan mengetahui perkembangan pendidikan melalui input yang dilakukan oleh sekolah —dengan catatan, pihak guru sekolah harus rajin meng-input data dan perkembangan setiap siswanya.
“Dengan aplikasi itu, orang tua bisa memeriksa nilai ulangan anak mereka dimanapun kapanpun. Orang tua siswa di Bandung bisa memonitor perkembangann anaknya, baik fisiknya maupun perkembangan pendidikannya,” ujar Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil usai meluncurkan aplikasi Tongsis dalam gelar Pameran Pendidikan di Balai Kota Bandung, Senin (22/5/2017).
Aplikasi yang diciptakan oleh Disdik Kota Bandung itu dirancang atas permintaan orang tua yang ingin mengetahui perkembangan pendidikan anak mereka secara mudah dan praktis. Aplikasi tersebut juga bisa mempermudah komunikasi antara orang tua dengan pihak sekolah.
“Ini inovasi luar biasa. Mudah-mudahan orang tua siswa bisa reugreug (tenang) pendidikannya dan kegiatan sosialnya,” kata pria yang kerap disapa Kang Emil tersebut.
Rencananya, aplikasi ini akan disebarkan ke seluruh sekolah di Kota Bandung. Namun, Disdik tidak mewajibkan aplikasi ini untuk diunduh semua orang tua; bagi yang berminat saja.
“Kan tidak semua orang tua punya gadget. Yang banyak ingin tahu itu mereka yang sudah bergadget, kalau yang tidak bergadget, seperti biasa, kita beritahukan setiap akhir tahun kepada orang tua,” jelas Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih Sudiapermana.
Aplikasi ini akan resmi mulai dioperasikan pada awal tahun ajaran. Saat ini, Disdik sedang mensosialisasikan kepada sekolah-sekolah untuk segera menerapkan program ini. Ia juga akan memastikan jajaran guru di semua sekolah aktif dalam meng-update data yang bisa diakses oleh orang tua.
Menurut keterangan situs resmi Pemkot Bandung, proses input data tersebut akan dilakukan oleh operator khusus di sekolah-sekolah, di bawah pengawasan dari kepala sekolah.
Aplikasi pemantau kegiatan siswa ini sebetulnya bukan hal baru di Bandung. Tahun 2015 lalu, PT Kyra Prbu Nuswantara pernah membuat aplikasi serupa bernama Simons (Sistem Monitoring Siswa) yang fungsinya kurang lebih mirip — memungkinkan para orang tua untuk mengamati perkembangan anak-anak mereka di sekolah, mulai dari nilai ujian dan ulangan, absensi kehadiran, kegiatan sekolah, bahkan hingga pekerjaan rumah yang diberikan guru.
“Pihak sekolah tidak perlu lagi menulis laporan yang menghabiskan banyak waktu dan kertas, ini penghematan yang luar biasa,” kata Irvan Mukramilsyah, marketing manager PT Kyra Prabu Nuswantara kepada CNN saat itu.
Menurut pemberitaan tahun 2015 lalu, pihak perusahaan sudah berhasil membuat beberapa sekolah tertarik untuk bekerjasama menggunakan aplikasi Simons, namun tidak jelas apakah saat ini aplikasi tersebut masih aktif atau tidak.